Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Dikabarkan Dekati Standard Chartered untuk Lobi Beli Saham Bank Permata

Kompas.com - 15/04/2016, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Standard Chartered Plc (Stanchart) menjual sejumlah aset di Asia, termasuk Indonesia, langsung disambar bank lokal. Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu yang tertarik membeli aset milik Standard Chartered Bank, berupa sebagian saham di Bank Permata.

Menurut narasumber Kontan, bank berlogo 46 itu baru-baru ini telah melakukan komunikasi awal dengan pihak Standard Chartered untuk membeli saham Bank Permata. Namun, ia tak merinci berapa porsi saham Bank Permata yang diincar BNI.

Saat ini, porsi kepemilikan saham Standard Chartered  di Bank Permata sebanyak 44,56 persen. Porsi yang sama juga dimiliki oleh pemegang saham Bank Permata lain, yakni PT Astra International Tbk.

Saat dikonfirmasi, Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI, tak membantah kabar tersebut. Kata Baiquni, dalam rencana pertumbuhan secara anorganik, pihaknya sebagai pemilik saham Bank Permata, mencoba mendekati sejumlah bank, termasuk Standard Chartered, terkait akuisisi.

"Kami baru melakukan pembicaraan awal. Untuk mencari bank yang cocok, tidak mudah. Prosesnya panjang," kata Baiquni, Rabu (13/4/2016).

Sebagai informasi, BNI sudah memasukkan rencana akuisisi bank dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2016. BNI menganggarkan dana akuisisi hingga Rp 3 triliun.

Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2015, posisi kas setara kas BNI tercatat sebanyak Rp 12,89 triliun. Sementara itu, kapitalisasi pasar saham Bank Permata hingga kemarin berjumlah Rp 9,62 triliun.

Artinya, dengan kepemilikan saham sebanyak 44,56 persen, maka nilai aset Standard Chartered di Bank Permata tak kurang dari Rp 4,29 triliun.

Belum dengar

Sejumlah pihak terkait mengaku belum mendengar rencana akuisisi Bank Permata itu. "Kami belum ada informasi apa pun tentang hal itu," ujar Troy Pantouw, Country Head Corporate Affairs & Brand Marketing Standard Chartered Bank Indonesia.

"Belum ada info dari pihak yang berkepentingan terkait isu ini," ucap Sotarduga Napitupulu, Direktur Perizinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sementara itu, Tony Prasetiantono, Komisaris Independen Bank Permata, mengatakan, pihaknya masih fokus pada rencana rights issue Bank Permata senilai Rp 5,5 triliun.

"Kami fokus menyiapkan dokumen (rights issue) yang akan dikeluarkan pada 10 Mei–15 Mei nanti," kata Tony.

Demikian halnya dengan investor relations Astra International, Tira Adianti, ia mengaku tak mendapat informasi tersebut.

"Astra terus meninjau strategi bisnisnya agar senantiasa memberikan yang terbaik bagi pemangku kepentingannya," tandas Tira.

Sebagai pengingat, rencana penjualan aset itu muncul setelah Standard Charterd Plc pada tahun 2015 lalu mencetak kerugian 1,5 miliar dollar AS. (Galvan Yudistira)

Kompas TV Rasio Kredit Bermasalah BNI Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com