Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Jumlahnya Menyusut, Minat Masyarakat Menjadi Penyuluh Pertanian Masih Besar

Kompas.com - 21/04/2016, 22:28 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian memperkirakan minat masyarakat untuk menjadi penyuluh pertanian masih tinggi, meskipun jumlahnya kian menyusut.

Sekretaris Badan Penyuluhan Pertanian Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDM) Momon Rusmono menuturkan, jika ada rekruitmen penyuluh pertanian, pastinya akan banyak masyarakat yang mendaftar.

"Penyuluh itu profesi. Saya yakin, kalau pemerintah membuka peluang untuk penyuluh, pasti banyak yang minat menjadi penyuluh," ujardia, Kamis (21/4/2016).

Menurutnya, permasalahan saat ini adalah jumlah ketersediaan untuk menjadi penyuluh melalui PNS. Adapun rekruitmen penyuluh melalui tenaga harian lepas (THL) telah ditutup.

"Rekrutmen itu hanya dua pendekatan. Sekarang sementara PNS, kalau BP3K aturannya sedang disiapkan," tuturnya.

Rekrutmen THL untuk menjadi penyuluh pertanian pernah dilakukan pada 2006 sampai 2008. Setelah itu, tidak ada lagi rekrutmen hingga jumlah penyuluh melalui THL terus berkurang.

"Dulu ada 26.000, sekarang tinggal 19.000. Pada kemana? Mereka ada yang jadi PNS, berwirausaha, tapi kebanyakan jadi pegawai negeri," katanya.

Untuk itu, pihaknya akan mendorong lulusan mahasiswa STPP menjadi penyuluh. "Prinsip awalnya menjadi penyuluh, cuman sekarang ini temen-temen penyuluh sudah sekolah di daerah. Nah, rekrutmen PNS kan tidak mudah juga," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com