JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) melaporkan kinerja keuangan pada kuartal I 2016, di mana laba bersih secara year on year (yoy) tumbuh 38,5 persen.Hal itu ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga perseroan.
Dengan demikian, laba bersih perseroan tercatat Rp 275 miliar. Pertumbuhan laba bersih itu ditopang kenaikan pendapatan bunga dan penurunan biaya operasional.
Pendapatan bunga Bank Bukopin naik 21,2 persen menjadi Rp 2,3 triliun dari kuartal I tahun lalu senilai Rp 1,9 triliun.
"Kenaikan pendapatan bunga perseroan didorong oleh pertumbuhan dari jumlah kredit dan Dana Pihak Ketiga, serta penerapan strategi yang tepat untuk mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi," kata Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi dalam keterangan resmi, Senin (2/5/2016).
Posisi dana pihak ketiga (DPK) Bank Bukopin tumbuh 19,4 persen menjadi Rp 81,3 triliun pada kuartal I 2016.
Dari total DPK tersebut, posisi dana murah (tabungan dan giro) tumbuh 6,3 persen menjadi Rp 24,9 triliun dari sebelumnya Rp 23,46 triliun.
Sementara itu, deposito masih menjadi kontributor utama yaitu sebesar 56,4 persen dari total DPK.
Pendapatan berbasis biaya (fee based income) Bank Bukopin juga meningkat 20,5 persen menjadi Rp 323 miliar pada kuartal I 2016 dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 268 miliar. Kenaikan tersebut terutama didukung pertumbuhan dari bisnis kartu kredit.
Kredit yang disalurkan perseroan pada kuartal I 2016 tumbuh 21,3 persen menjadi Rp 67,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2015.
Sebagian besar kredit disalurkan kepada UKM, yakni sebesar 40,3 persen dari total kredit, komersial 36,9 persen, dan mikro 12,5 persen.
Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen mikro yang tercatat Rp 8,4 triliun dibandingkan Rp 6,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan segmen mikro ini terutama ditopang pertumbuhan kredit untuk para pensiunan.