Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Hingga Kuartal I 2016, Sistem Keuangan Indonesia Stabil

Kompas.com - 30/05/2016, 11:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan gejolak perekonomian global maupun domestik memberikan pengaruh terhadap kondisi sistem keuangan Indonesia pada tahun 2015 yang berlanjut hingga kuartal I 2016. Namun demikian, dampak ketidakpastian atas kondisi tersebut dapat direspon dengan baik.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, ketidakpastian itu disebabkan pemulihan ekonomi negara-negara maju masih belum merata.

Kondisi pun diperparah dengan perlambatan ekonomi di negara-negara emerging markets, khususnya China, perlambatan harga komoditas, dan antisipasi pasar terhadap kecepatan dan level Fed Fund Rate.

"Dampak ketidakpastian bisa direspon dengan baik, namun perlambatan ekonomi domestik tetap tidak bisa dihindari. Sistem keuangan Indonesia pada tahun 2015 sampai kuartal I 2016 dalam kondisi stabil," kata Agus di Jakarta, Senin (30/5/2016).

Kestabilan sistem keuangan tersebut, ujar Agus, terlihat dari terpeliharanya tingkat permodalan dan likuiditas perbankan.

Di samping itu, sistem keuangan pun terpantau dalam kondisi stabil. Meskipun demikian, Agus menyatakan pentingnya mencermati perlambatan kredit dan dana pihak ketiga (DPK).

Selain itu, ketahanan perbankan sebenarnya masih bisa menyerap risiko yang timbul, antara lain risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas.

"Di sisi industri keuangan non bank pun memiliki resiliensi yang cukup baik, meski risiko cenderung meningkat," terang Agus.

Adapun sektor rumah tangga masih menunjukkan tren melambat, namun memiliki optimisme terhadap perekonomian ke depan yang didorong ekspektasi dan keterserdiaan lapangan kerja.

Risiko kredit rumah tangga di perbankan masih baik seiring dengan rasio kredit bermasalah atau NPL gross yang masih rendah.

Sektor korporasi mencatatkan perlambatan kredit dan peningkatan NPL sebagai dampal perlambagatan korporasi dan rendahnya daya beli masyarakat.

Pada gilirannya, kata Agus, penuruanan kinerja berimbas pada korporasi non keuangan untuk membayar kewajiban, seiring dengan debt coverage ratio yang meningkat.

"Hal ini membawa dampak rambatan kepada kinerja pemerintah khususnya terhadap pajak," ungkap Agus.

Kompas TV Ekonomi Masih Dibayangi Perekonomian Global
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com