Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Ingin Dorong Pertumbuhan Ekonomi dari Dalam Negeri

Kompas.com - 17/06/2016, 17:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) telah memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen.

Tak hanya itu, BI juga melonggarkan ketentuan Loan to Value Ratio (LTV) dan Financing to Value Ratio (FTV) kredit atau pembiayaan properti untuk Rumah Tapak, Rumah Susun, dan Ruko maupun Rukan.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada beberapa alasan BI melonggarkan kebijakan moneter dan makroprudensial dalam satu waktu sekaligus.

Pertama, bank sentral memandang stabilitas makroekonomi Indonesia sangat baik.

"Inflasi sangat rendah, defisit transaksi berjalan terkendali. Itu memberi ruang bagi BI untuk memperlonggar kembali kebijakan moneter dan makroprudensial," kata Perry di Jakarta, Jumat (17/6/2016).

Selain itu, Perry menyatakan, BI juga ingin mendorong pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri.

Pasalnya, Indonesia saat ini tidak bisa mengandalkan sumber-sumber dari luar negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, fokus kebijakan bank sentral saat ini adalah menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hal ini telah dilakukan dengan cara melonggarkan kebijakan makroprudensial, penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk menginjeksi likuiditas, dan menurunkan suku bunga acuan.

"Tujuannya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Utamanya itu. Transmisinya untuk mendorong dari sisi permintaan maupun pasokan," ungkap Perry.

Perry mengungkapkan, bank sentral ingin mendorong permintaan kredit perbankan di sektor properti maupun sektor-sektor lain.

Dengan demikian, diharapkan perbankan bisa meningkatkan penyaluran kreditnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com