Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbankan Indonesia Dinilai Tak Perlu Rambah ASEAN, Kenapa?

Kompas.com - 20/07/2016, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Alternate Executive Director Dana Moneter Inrernasional (IMF) Cyrillus Harinowo menyatakan, porsi perekonomian Indonesia dalam ekonomi ASEAN sangatlah besar.

Bahkan, dalam beberapa tahun ke depan, porsi perekonomian Indonesia dalam ASEAN diprediksi mampu menyentuh lebih dari separuhnya.

Cyrillus menyatakan kondisi tersebut diperbandingkan dengan peran Jerman di Uni Eropa. Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, memiki porsi ekonomi sebesar 20 persen dari keseluruhan ekonomi Eropa.

"Indonesia sendiri, pada puncak krisis di tahun 2000 share ekonominya 27 persen. Terakhir, sekarang mencapai sekitar 40 persen," kata Cyrillus dalam diskusi di Unika Atma Jaya, Selasa (19/7/2016) malam.

Menurut Cyrillus, dalam sebuah laporan, IMF pernah memperediksi bahwa pada tahun 2017 mendatang porsi ekonomi Indonesia akan mencapai hampir separuh dari seluruh ekonomi ASEAN.

Adapun pada 2020, porsi ekonomi Indonesia akan yang terbesar, yakni 55 persen dari ekonomi ASEAN.

"Ini pengakuan betapa besarnya kekuatan ekonomi Indonesia di ASEAN. Sektor perbankan Indonesia di ASEAN akan muncul sebagai kekuatan besar," jelas Cyrillus.

Oleh sebab itu, ujar Cyrillus, perbankan Indonesia sebetulnya belum terlalu penting untuk merambah pasar di negara ASEAN lainnya.

Ia menyatakan, ada baiknya perbankan Indonesia memperkuat bisnisnya di Indonesia terlebih dahulu. (Baca: Bank-bank BUMN Siap Berekspansi ke Asean)

Pasalnya, kata Cyrillus, menjadi bank yang kuat di Indonesia sama saja dengan menjadi kuat di ekonomi terbesar di ASEAN. Apalagi, pasar di negara-negara ASEAN lainnya sudah cenderung padat.

"Kenapa Bank Mandiri mau masuk ke Malaysia padahal pasarnya sudah saturated? Lebih baik perkuat di Indonesia karena sama saja dengan memperkuat 55 persen pasar ASEAN di 2020," jelas Cyrillus. (Baca: Di Sini Kerugian Penerapan MEA bagi Indonesia)

Kompas TV Ekonomi Vietnam dan Filipina Tinggalkan Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com