Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perluas Lahan Pangan di Jawa Barat

Kompas.com - 20/07/2016, 14:07 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
- Provinsi Jawa Barat akan menambah luas tambah tanam (LTT) sebanyak 962.625 hektar untuk periode April sampai September 2016. Hingga Juli lalu target itu sudah terpenuhi 69,42 persen.

"Dari total target 2,1 juta hektar (satu tahun), baru 900.000 hektar tercapai," kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Banun Harpini di Kutawaringin, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/7/2016).

Sebenarnya, ujar Banun, Jawa Barat hanya kedapatan target sekitar dua juta hektar. Namun, setelah diadakan rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Jawa Barat, mendapat tambahan target LTT sebanyak 81.000 hektar untuk periode Juli-September.

"Luas tanam di tiga bulan terakhir ini diperkirakan sekitar 350.000 hektar. Tapi, sebagai strategi, kami push di bulan Juli sekitar 187.000 hektar. Nanti, pada bulan Agustus tinggal 90.000an hektar, September 60.000-an hektar," tutur Banun.

Perluasan lahan tersebut sengaja lebih dibebankan pada bulan Juli. Jika target belum tercapai, lanjut Banun, masih ada waktu mengejar ketertinggalan pada Agustus dan September.

Adapun titik distribusi perluasan dibagikan ke-11 kabupaten yang telah diidentifikasi berpotensi di Jawa Barat. Menurut Banun, strategi itu dilakukan dengan memanfaatkan lahan kering dan meningkatkan indeks penanaman (IP) hingga 300. Artinya, lahan dapat dipanen tiga kali dalam satu tahun.

"Jawa Barat itu rata-rata sudah 2,25 (kali panen). Di Teluk Jambe, Karawang, bahkan ada yang IP-nya 400," kata Banun.

Penambahan target dilakukan salah satunya karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, bahwa pada 2016 Indonesia akan mengalami musim kemarau basah.

"Jawa Barat ini diberkahi dengan musim kemarau basah. Eksplosi hama juga sangat bisa dikendalikan atau minim sehingga tidak mengganggu produktivitasnya sejak musim lemarau di MT (musim tanam) I," katanya.

Namun, Banun mengatakan masih ada sedikit serangan bakteri glumei yang patut diwaspadai. Bakteri ini bisa meningkatkan kadar hampa pada biji padi.

"Makanya kami turunkan teman-teman dari Litbang dan LIPI. Pengendaliannya masih terus digodok. Minggu depan akan ada uji coba," ujar Banun.

Penanggulangan yang saat ini sedang diselidiki adalah dengan merendam benih padi di air garam. Setelah ditanam, garam diperkirakan mampu menentralisir bakteri tersebut.

"Kalau uji coba tersebut berhasil maka akan segera disuluhkan ke seluruh wilayah di Jawa Barat," ucap Banun.

Produktivitas lahan

Luas lahan di Jawa Barat memang tak sebanyak Jawa Tengah atau Jawa Timur. Tapi, pada kesempatan sama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, menyatakan produktivitas Jawa Barat lebih unggul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com