JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) dalam Survei Penjualan Eceran (SPE) Juni 2016 melaporkan, secara tahunan penjualan eceran mengalami peningkatan. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2016 yang tumbuh 15,9 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan 13,6 persen (yoy) pada Mei 2016.
Pertumbuhan penjualan tertinggi terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi (28,9 persen yoy), terutama didorong penjualan produk elektronik (audio/video).
"Peningkatan penjualan eceran ini dipengaruhi meningkatnya konsumsi masyarakat selama bulan puasa Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri,” tulis bank sentral dalam keterangan resmi, Selasa (9/8/2016).
Secara regional, pertumbuhan penjualan eceran tertinggi terjadi di Semarang. Adapun pada Juli 2016, penjualan eceran diperkirakan tumbuh melambat.
Hal tersebut tecermin dari pertumbuhan IPR Juli 2016 yang sebesar 2,6 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (15,9 persen, yoy).
Perlambatan penjualan terutama terjadi pada jenis kelompok barang lainnya yang tumbuh -28.7 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan Juni 2016 (5,6 persen, yoy).
“Terutama disebabkan oleh penurunan penjualan sandang. Perlambatan pertumbuhan penjualan tersebut sejalan dengan mulai normalnya konsumsi masyarakat setelah mencapai puncaknya di bulan Ramadhan,” kata BI.
Melambat
Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada September 2016 diperkirakan melambat.
Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 128,8, lebih rendah dari 139,7 pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang (Desember 2016) diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, tecermin dari IEH enam bulan mendatang sebesar 133,3 lebih tinggi dibandingkan 132,2 pada bulan sebelumnya.