Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Minta Pemimpin G20 Genjot Permintaan dan Perdagangan

Kompas.com - 02/09/2016, 05:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com – Dana Moneter Internasional (IMF) menyerukan kepada para pemimpin G20 untuk mengambil upaya kuat guna mendorong permintaan, menghidupkan kembali perdagangan yang lesu. 

IMF juga meminta pempimpin G20 untuk melakukan reformasi struktural terhadap perekonomian mereka dan membagi pertumbuhan lebih luas.

Hal ini diutarakan menjelang pertemuan G20 di Hangzhou, China. Dalam catatan kepada para kepala negara G20, IMF menyatakan negara-negara G20 telah tertinggal jauh dari tujuan mereka pada 2014 untuk mendorong pertumbuhan kolektif sebesar dua persen dalam lima tahun.

Riset IMF menunjukkan pertumbuhan volume perdagangan barang dan jasa telah melambat di sebagian besar negara sejak 2012.

Menurut IMF, meskipun tiga perempat dari penurunan ini dikaitkan dengn kegiatan ekonomi yang melemah, khususnya investasi yang lemah, namun melemahnya laju liberalisasi perdagangan dan sedikit meningkatnya ukuran proteksionisme telah menambah momentum penurunan.

"Penurunan semacam itu dalam perdagangan global dapat berimbas balik pada pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah,” tulis IMF seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (2/9/2016).

IMF mendesak para pemimpin G20 untuk menciptakan hal yang positif untuk globalisasi dan menempatkan perdagangan sebagai sarana untuk memperbaiki kehidupan.

Menurut IMF, negara-negara G20 harus mengadopsi kebijakan yang mendorong inovasi dan industri-industri baru serta memperbaiki mobilitas tenaga kerja.

“Untuk membuat perdagangan bermanfaat bagi semua, maka para pembuat kebijakan harus membantu mereka yang amat terdampak melalui pelatihan, pembangunan keterampilan, dan membantu mobilitas geografis maupun okupasional,” ujar Managing Director IMF Christine Lagarde.

Dalam sebuah wawancara, Lagarde menyatakan tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

IMF juga mengulang pandagannya bahwa kebijakan moneter perlu tetap akomodatif guna melawan inflasi yang rendah.

“Negara yang memiliki ruang fiskal harus menjangkau investasi publik di sektor infrastruktur dan mendukung pertumbuhan dengan menghindari peningkatan pajak langsung pada konsumen,” terang Lagarde.

Kompas TV BI Turunkan Proyeksi, Pertumbuhan Ekonomi Melambat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Tingkat Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkat Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com