Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Saat Ekonomi Beberapa Daerah Tumbuh Cepat, Ada Bagian dari Republik Ini yang Terpukul

Kompas.com - 02/09/2016, 13:37 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak didorong oleh pertumbuhan ekonomi seluruh daerah. Sejumlah daerah memang masih tumbuh ekonominya, tetapi sebagain daerah lainnya justru mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif.

"Pada saat bagian dari ekonomi daerah lainnya tumbuh sangat cepat, ada bagian di dalam republik ini yang sangat terpukul," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/9/2016) malam.

Daerah yang ekonominya terpukul disebabkan ketergantungan besar terhadap satu komoditas. Daerah itu yakni Kalimantan, Maluku, dan Papua yang pertumbuhan ekonominya ada dikisaran 0 sampai minus 1,6 persen.

Saat ini, harga-harga komoditas di dunia memang masih rendah. Belum pulihnya ekonomi global mengakibatkan permintaan komoditas juga turun.

Sedangkan daerah-daerah lain yakni Sulawesi, Bali, dan Jawa masih tumbuh positif ekonominya. Bahkan Sulawesi bisa tumbuh 8,5 persen, yang mengandalkan sektor pertanian.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa dan Bali ditopang oleh sektor keuangan dan pariwisata tentunya.

Oleh karena itu, perempuan yang kerap disapa Ani itu mengingatkan pentingnya komposisi ekonomi di daerah.

Jangan sampai satu daerah hanya tergantung kepada satu komoditi untuk tumbuh. Apalagi kata dia, pemerintah menggunakan slogan Nawa Cita yang salah satunya yakni membangun Indonesia dari pinggiran atau daerah.

"Pemikiran mengenai komposisi antar sektoral ini menjadi luar biasa penting," kata dia.

"Tidak hanya menebar uang, kita pikirkan apa sih yang sesungguhnya dari region ini yang memungkinkan meraka melihat komposisi ekonomi yang memiliki ketahanan, jadi tidak tergantung satu komoditas," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com