Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AMTI Prediksi Hasil Panen Tembakau Nasional Tahun Ini yang Terburuk

Kompas.com - 07/10/2016, 05:15 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) memperkirakan, panen tembakau di Indonesia pada tahun ini akan menjadi capaian yang terburuk, dari beberapa edisi tahun terakhir. Buruknya panen akan mendorong impor tembakau.

Ketua Umum AMTI Budidoyo mengatakan, cuaca yang tidak menentu hingga fenomena La Nina membuat kemunduran jadwal panen tembakau di berbagai daerah di Indonesia. Faktor ini diprediksi bakal mempengaruhi hasil panen tembakau pada tahun ini di Indonesia.

“Realisasi panen tembakau pada 2016, hingga September 2016, masih mencapai 40 persen dari total panen sekitar 200.000 ton,” ungkap Budidoyo, Kamis (6/10/2016).

Sedangkan realisasi panen tembakau pada 2015 mencapai 70 persen, dengan kebutuhan industri kala itu sebesar 320.000 ton.

Pantauan AMTI, kondisi cucaca yang tidak menentu terjadi di berbagai daerah penghasil tembakau, terutama di beberapa daerah yang selama ini menjadi kantong-kantong penyumbang tembakau terbesar.

Buruknya hasil panen akan membuat Indonesia mengimpor tembakau dari luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan industri.

AMTI berharap buruknya hasil panen pada tahun ini menjadi momentum untuk mendorong petani. Dengan cara memberikan intensif, agar petani tidak terlalu tertekan dan merugi, sehingga diharapkan bisa bangkit kembali.

Harga Anjlok

Sebelumnya, harga komoditas tembakau berbagai daerah turun akibat cuaca yang tidak menentu. Salah satunya di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang sempat anjlok dan membuat para petani tembakau di sana sempat merugi.

Di Madiun, harga tembakau kering yang sudah dirajang, anjlok dari Rp 30.000 per kilogram (kg) menjadi hanya Rp 23.000 per kg.

Penurunan tersebut, dipicu kualitas tembakau kering yang kurang bagus, dampak dari intensitas waktu penjemuran yang lama karena minim sinar matahari.

Selain itu, hujan yang sering mengguyur selama musim kemarau kali ini, membuat petani kesulitan menjemur hasil panenannya yang sudah dirajang.

Kompas TV Harga Tembakau Naik Turun, Petani Merugi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com