Ini Strategi Pemerintah Genjot Produksi Sapi Nasional, Apa Saja?

SULAWESI SELATAN, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian memiliki dua program utama untuk menggenjot produksi sapi dalam negeri. Targetnya, akan ada tiga juta sapi produksi lokal hingga 2018.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, upaya pertama yang akan dilakukan adalah dengan program Inseminasi Buatan (IB) atau penyuntikan sapi indukan.

Tujuan Inseminasi Buatan yakni agar sapi lokal mengalami kehamilan dengan semen beku, lalu dilanjutkan dengan program dengan upaya khusus sapi indukan wajib bunting (siwab). 

Upaya kedua, yakni dengan mengundang investor untuk membuat peternakan seperti di luar negeri. Dengan demikian, semua sapi bakalan (potong) impor yang masuk ke dalam negeri harus diikutsertakan dengan sapi indukan dengan skema 80 persen bakalan dan 20 persen indukan.

"Ini yang menambah populasi dan mempercepat swasembada," tegas Amran di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Jumat (14/10/2016).

Target

Menurut data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, pada 2016 populasi sapi dan kerbau mencapai 18 juta ekor.

Dari jumlah tersebut, rinciannya sapi potong 16,1 juta ekor, sapi perah 533,9 ribu ekor, dan kerbau 1,4 juta ekor.

Dari populasi tersebut, jumlah sapi dan kerbau betina dewasa mencapai 6,4 juta ekor yang terdiri dari sapi potong 5,6 juta ekor, sapi perah 296,1 ribu ekor dan kerbau 452.000 ekor.

Mentan menjelaskan, dari jumlah tersebut, ditargetkan sebanyak 3,1 juta ekor sebagai pelaksanaan Inseminasi Buatan. Dengan rincian, 2,2 juta sapi potong Inseminasi Buatan. Lalu sebanyak 219.700 sapi perah dan 700.000 ekor sapi potong melalui upsus siwab dan 1,1 juta ekor kawin alam.

"Dengan demikian pada 2018 kegiatan upsus siwab akan memberikan kontribusi kelahiran sapi sebesar 3 juta ekor," pungkasnya.

Populasi Turun

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan populasi sapi potong sejak 2011.

Pada tahun tersebut, jumlah sapi potong mencapai 16,73 juta ekor dan menyusut 15,3 persen menjadi 14,17 juta ekor pada 2012.

Pada 2013, angka tersebut menurun kembali menjadi 12,32 juta ekor atau anjlok lagi sebesar 13,05 persen.