Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Agustus 2016, Pertumbuhan Kredit Lebih Lemah dari Perkiraan

Kompas.com - 24/10/2016, 17:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan kredit hingga Agustus 2016 mencapai 6,83 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka tersebut merupakan hasil dari evaluasi Rencana Bisnis Bank (RBB) yang dilakukan regulator.

Hal itu dipaparkan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (24/10/2016).

Lebih lanjut, OJK memperkirakan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2016 akan berada lebih rendah dari yang sebelumnya diperkirakan.

"Kami prediksi pertumbuhan kredit akan bergerakan pada kisaran enam persen sampai delapan persen. Realisasi RBB angkanya lebih rendah dari tahun lalu," kata Muliaman.

Muliaman menambahkan, di sisa 2016, OJK mendorong perbankan agar mencari sumber-sumber pembiayaan baru. Selain itu, regulator juga mendorong intermediasi yang dilandasi prinsip ekonomi yang sehat dan manajemen risiko.

Muliaman pun menyebut, secara umum pertumbuhan kredit dalam mata uang rupiah mengalami penguatan. Sementara itu, pertumbuhan kredit dalam denominasi valas cenderung melemah.

"Pertumbuhan kredit dalam rupiah tumbuh 10,7 persen. Paling tidak ada ruang pertumbuhan yang cukup besar," jelas Muliaman.

Kredit Turun

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyebut, pertumbuhan kredit relatif menurun sejak kuartal I 2016 hingga kuartal III 2016.

Menurut dia, perlambatan pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia. 

Agus mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia tersebut turut berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, permintaan atas kredit pun menjadi turun.

"Kalau turun itu karena valas, pinjaman kredit valas turun dan rupiah meningkat. Ini ada hubungan ekonomi dunia melemah," ungkap Agus.

Kompas TV Obligasi Jadi Hobi, Kredit Bank Tidak Laku?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com