Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Sangat Optimistis Pada Indonesia, Apa Alasannya?

Kompas.com - 04/12/2016, 06:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan investor asing memandang Indonesia dengan sangat opimistis.

Meski ada beragam tantangan eksternal, namun mereka memandang secara fundamental, perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan pada 2013 silam.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengungkapkan, diakui bahwa ada sedikit tekanan di pasar pasca pemilihan presiden di Amerika Serikat.

Hal ini terjadi khususnya berupa arus modal keluar dari Indonesia alias capital outflow.

"Tapi ini biasa, yang keluar sebagian besar (dana) jangka pendek. Itu hal yang normal dalam open capital account, tetapi dari sisi fundamental mereka melihat Indonesia jauh lebih baik dibandingkan tahun 2013," kata Juda pada acara pelatihan wartawan ekonomi BI di Kuta, Bali, Sabtu (3/12/2016).

Juda menyatakan, pada era taper tantrum tahun 2013 silam, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia berada sekira 4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pada saat yang sama, inflasi Indonesia berada di atas 8 persen.

Namun demikian, kondisi saat ini diakui Juda lebih baik. Menurut dia, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlalu kuat, namun konsisten membaik.

Hal ini bisa terlihat di kuartal III dan IV 2016, di saat ada kontraksi fiskal, tapi (perekonomian) masih bisa tumbuh di atas 5 persen.

"Di tahun 2015, fiskal ekspansi, pertumbuhan kita di bawah 5 persen. Titik terndahnya memang 2015," ungkap Juda.

Dibandingkan dengan Malaysia

Juda menyatakan, saat ini Indonesia seringkali dibandingkan dengan Malaysia. Pasalnya, kepemilikan non residen alias asing di pasar obligasi antara kedua negara hampir mirip, yakni sekira 36 persen.

Namun demikian, para investor memandang kondisi Indonesia jauh lebih baik ketimbang Malaysia.

Hal ini dapat dilihat dari cadangan devisa Indonesia yang kini mencapai 115 miliar dollar AS, sementara cadangan devisa Malaysia di bawah 100 miliar dollar AS.

"Pasar juga melihat kita tidak melakukan sesuatu yang berlawanan di pasar, seperti Bank Negara Malaysia dengan membatasi transaksi MTN (medium term notes) dan sebagainya. Itu tidak kami lakukan, jadi masih percaya dengan mekanisme pasar dan itu menunjukkan bahwa memang pasar lebih baik," jelas Juda.

Hal lain yang disoroti adalah likuiditas valuta asing (valas) di pasar Indonesia juga lebih baik dibandingkan tahun 2013. Pada tahun ini, meskipun rupiah mengalami pelemahan dan dana asing keluar, namun dari domestik justru memasok valas.

"Bahkan lebih besar ketika di November dan Desember 2016 ketika asing melepas kepemilikannya di pasar domestik, justru domestik menambah valas, sehingga cadangan valas kita oversupply," terang Juda.

Kompas TV Jokowi: Pertumbuhan Ini Jauh Lebih Besar dari Rata-Rata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com