Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Penerbangan Nasional Butuh 1.000 Teknisi Per Tahun

Kompas.com - 05/12/2016, 19:04 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama asosiasi industri penerbangan akan berupaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) di bidang perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO).

Indonesia diperkirakan membutuhkan sebanyak 12 hingga 15 ribu tenaga ahli MRO hingga 15 tahun ke depan.

“Saat ini, sekolah-sekolah teknisi penerbangan di Indonesia hanya menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 1.000 orang per tahun,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Senin (5/12/2016).

Menurut Putu, Kemenperin akan memfasilitasi peningkatan kompetensi SDM kedirgantaraan nasional melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan pelaku industri untuk melaksanakan pendidikan kejuruan yang memenuhi standar nasional maupun international.

"Ke depannya, kami aktif terlibat di dalam kegiatan pendidikan vokasi untuk mendorong pengembangan industri penerbangan Indonesia khususnya di sektor MRO,” tuturnya.

Upaya peningkatan SDM tersebut, seiring dengan potensi bisnis industri MRO di Indonesia yang saat ini mencapai 920 juta dollar AS dan akan naik menjadi 2 miliar dollar AS dalam empat tahun ke depan.

“Sejak peraturan pemerintah tentang industri jasa penerbangan di Indonesia mulai dilonggarkan pada tahun 2000, pertumbuhan jasa penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir,” ungkap Putu.

Menperin Airlangga Hartarto mengatakan, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun arus barang.

“Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik sekitar delapan persen dan Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) Richard Budihadianto menyampaikan, kemajuan bisnis MRO perlu didukung dengan ketersediaan SDM yang andal dan kompeten.

Menurutnya hal ini bisa dikembangkan melalui kerja sama dengan institusi pendidikan seperti politeknik dan universitas melalui program beasiswa atau pinjaman dana pendidikan.

“Selain itu juga membangun sarana yang cukup untuk menampung tenaga ahli yang dididik sesuai dengan kompetensi menjadi teknisi pesawat yang andal,” ungkapnya.

Richard menambahkan, IAMSA yang saat ini memiliki 30 anggota membutuhkan sebanyak 1.000 lulusan teknisi perawatan pesawat setiap tahun.

"Untuk itu, kami menyarankan, kalau mau bersaing secara internasional, lulusan kita harus tingkat D3," ujarnya.

Richard menilai, lulusan D3 akan lebih mudah menyerap pelatihan yang diberikan oleh perusahaan penerbangan yang menggunakan teknologi tinggi.

"Bagi mereka yang lulus SMK bidang penerbangan dapat melanjutkan sekolahnya hingga D3 agar dapat menjadi tenaga kerja yang mampu bersaing di dunia penerbangan internasional,” tuturnya.

Oleh karena itu, IAMSA akan bersinergi dengan Kemenperin untuk pembangunan unit pendidikan maupun penyediaan tenaga pengajar ahli di bidang perawatan pesawat.

Selain itu, dilakukan juga kerja sama dengan industri yang akan menampung para lulusan agar dapat langsung terserap dalam dunia kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com