Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Alami Kontraksi Ekonomi Pertama dalam Delapan Tahun

Kompas.com - 08/12/2016, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Australia merosot ke titik terendahnya dalam delapan tahun pada kuartal III 2016.

Hal ini disebabkan belanja pemerintah anjlok dan impor melonjak, hingga akhirnya pun membuat nilai tukar dollar Australia melemah signifikan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (8/12/2016), produk domestik bruto (PDB) Australia turun 0,5 persen pada kuartal III 2016, lebih dalam dibandingkan estimasi ekonom sebesar 0,1 persen.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Australia pada kuartal III 2016 mencapai 1,8 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 2,2 persen.

Kontraksi tersebut merupakan penurunan secara kuartalan terbesar sejak akhir 2008.

Penyebabnya adalah langkah Perdana Menteri Malcolm Turnbull yang memangkas belanja pemerintah dan pada saat uang sama sumber ekspor gagal menopang pertumbuhan.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan dari sebelumnya 3,1 persen pada kuartal II 2016 dipandang dramatis.

Pasalnya, Departemen Keuangan Australia sempat mengestimasi pertumbuhan ekonomi negara itu bisa mencapai 2,75 persen dan bank sentral memprediksi lebih dari itu.

"Kami masih percaya bahwa ini hanya selimut awan negatif dan kita jangan bicara tentang resesi teknikal. Kita harus bicara tentang rebound apa yang bisa kita bicarakan pada kuartal IV 2016," ujar Annette Beacher, kepala riset Asia-Pasifiik di TD Securities.

Pada Rabu (7/12/2016), dollar Australia anjlok ke level 74,20 per sen dollar AS. Sebelum data ekonomi diumumkan, dollar Australia berada pada level 74,67 per sen dollar AS.

Data ekonomi menunjukkan pula bahwa impor naik 1,3 persen. Sementara itu, rasio tabungan rumah tangga turun menjadi 6,3 persen.

Australia kini sedang dalam masa transisi dari ketergantungan pada pertambangan ke industri lain seperti pariwisata dan pendidikan, yang keduanya sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar.

Prediksi penyesuaian suku bunga AS akan mendorong pelemahan pada nilai tukar dan membantu eksportir Australia, di mana 1 persen pertumbuhan ekonomi negara itu berasal.

Kompas TV Australia Keluarkan "Travel Warning" ke Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com