JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil mengatakan, kenaikan harga tanah kerap menjadi salah satu sumber inflasi.
Oleh karena itu, pemerintah tidak ingin ada lagi spekulan-spekulan tanah yang membuat harga tanah melambung.
"Kita harus kontrol agar harga rumah lebih terjangkau, jangan sampai tanah jadi (sebabkan) inflasi yang gila-gilaan," ujar Sofyan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (1/2/2017) malam.
(Baca: Menteri ATR Segera Bahas Pajak Tanah "Nganggur" dengan Sri Mulyani )
Pada Januari 2017 saja, pengeluaran perumahan termasuk air dan listrik menjadi penyumbang kedua terbesar, yaitu 0,26 persen, terhadap tingkat inflasi yang mencapai 0,97 persen.
Menurut mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu, naiknya harga tanah perumahan menjadi salah satu komponennya. Potensi melambungnya harga tanah sendiri masih tetap besar.
Sebab, tutur Sofyan, para spekulan tanah justru semakin banyak. Akibatnya, masyarakat yang membutuhkan tanah untuk kepentingan tempat tinggal justru semakin kesulitan membeli tanah lantaran harganya melambung tinggi.
"Makin banyak orang jadi spekulan, harga tanah naik, yang muda-muda sulit beli rumah yang terjangkau oleh sebab itu harus kontrol," kata Sofyan.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menerapkan pajak progresif untuk tanah nganggur atau idle.
Diharapkan, kebijakan itu nantinya bisa membuat para spekulan kapok mendiamkan tanahnya sembari menunggu harga melambung.