Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Ingin Pangkas Kesenjangan Ekonomi antara Pengusaha Besar dan Mikro

Kompas.com - 20/04/2017, 21:39 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat, M. Azrul Tanjung mengatakan pihaknya ingin mengangkat derajat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tingkat kesejahterannya jauh di bawah pengusaha besar. Padahal, kata dia, UMKM punya kesempatan yang sama untuk berkembang di pasar.

"Kita ingin kesenjangan bisa kita dekatkan. Kesenjangan ini tentu tidak bisa dengan menarik atas ke bawah, tapi yang bawah kita tarik ke atas," ujar Azrul saat berbincang di Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Oleh karena itu, Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat akan menggelar kongres bertema "Arus Baru Ekonomi Indonesia".

Dalam kongres ini, MUI mengundang berbagai stakeholder mulai dari pelaku UMKM, pengusaha besar, organisasi masyarakat Islam, hingga unsur pemerintah. Tujuan kongres tersebut yakni memperkecil jarak antara pelaku usaha besar dan kecil.

"MUI berupaya melakukan motivasi, mendorong, mengkonsolidasikan ekonomi umat, terutama ekonomi masyarakat kecil bagaimana urusan mikro bisa lebih mampu bertahan," kata Azrul.

Azrul mengatakan, pihaknya akan mengajak sejumlah pengusaha besar untuk berembuk menghadapi permasalahan tersebut. Pengusaha yang diundang MUI dalam kongres tersebut antara lain pemilik CT Corp Chairul Tanjung dan pemilik Medco Group, Arifin Panigoro. Ada juga beberapa pengusaha dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

"Kita berharap besar perusahaan besar tersebut mau berkontribusi bagi tumbuh kembang usaha mikro," kata Azrul.

Selain itu, pihaknya juga mengundang pondok pesantren yang sukses dari segi wiraswasta. Ia ingin mereka berbagi strategi demi mengembangkan potensi pondok pesantren lain yang masih "merangkak".

Azrul berharap, dengan hubungan yang dibangun bersama mitra MUI, maka usaha besar bisa mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk mengangkat derajat usaha kecil. Termasuk industri khas yg dimiliki di berbagai daerah.

"Kita tidak mau melakukan kerjasama seperti yang sudah-sudah, dimana pola bapak angkat dan anak angkat. Itu lebih kepada justru menciptakan ketergantungan yang sangat tinggi antara anak dan bapak," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com