Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI Buka Posko Aduan Agen Travel Umrah Nakal

Kompas.com - 19/05/2017, 22:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membuka posko aduan agen travel nakal. Hal ini karena maraknya kasus mengenai calon jemaah yang tak mendapat kepastian berangkat umrah dari agen travel. Padahal, di sisi lain, mereka sudah membayar sejumlah uang kepada pihak agen travel.

"Terkait pengaduan umrah, kami buka posko bagi teman-teman (calon jemaah) umrah yang jadi korban pelaku usaha umrah nakal," kata Ketua Harian YLKI Tulus Abadi di kantornya di kawasan Pancoran Barat, Jakarta Selatan, Jumat (19/5/2017).

(Baca:YLKI Bakal Adukan Agen Travel Umroh Nakal ke OJK Hingga Bareskrim)

Dia menjelaskan, warga yang merasa dirugikan bisa mengadu ke YLKI dengan mendatangi kantor mereka.

Adapun bagi warga yang tak bisa datang ke kantor YLKI, dapat mengadukan melalui sistem online pada website ylki.or.id atau pelayanan.ylki.or.id. Pengaduan melalui website ini akan memberi kemudahan bagi warga yang tempat tinggalnya jauh dari kantor YLKI.

"Karena kejadian ini terjadi di seluruh Indonesia. Nanti pengaduan akan dilengkapi dengan data dan nanti bisa dilakukan advokasi YLKI untuk menyelesaikan bersama konsumen, karena ini menyangkut korban yang sudah sangat massal," kata Tulus.

YLKI akan mendampingi korban agen travel bandel untuk melaporkan permasalahan mereka ke Kementerian Agama, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), hingga Bareskrim Mabes Polri.

Tulus menyebut, peristiwa yang terus berulang ini akibat kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Agama. Kasus penelantaran jamaah umrah ini, kata dia, sudah masuk ranah pidana dan penipuan. Selain itu, tak ada transparansi keuangan yang dilakukan oleh agen travel kepada calon jemaah umrah.

"Patut diduga travel umrah melakukan praktek money laundry/pencucian uang, pengelolaan uangnya sangat tidak transparan. Jemaah tidak mengetahui uang yang sudah masuk bertahun-tahun digunakan untuk apa," kata Tulus.

Staf bidang Pengaduan Konsumen dan Hukum YLKI Abdul Baasith menjelaskan peristiwa ini sebagai bentuk pengelabuan konsumen dan bentuk eksploitasi konsumen yang menganggap konsumen mudah dikelabui.

Tiap tahunnya, kata dia, YLKI biasanya menerima aduan mengenai umrah sebanyak 1-2 aduan. "Tapi di tahun 2017, ada 6-7 pengaduan tentang umrah. Memang sedikit, tapi 1-2 pengaduan itu mewakili beberapa konsumen, 150-200 konsumen," kata Baasith.

YLKI mengaku telah menyurati pihak travel, polisi, hingga Kemenag untuk menindaklanjuti berbagai aduan ini. Hanya saja, kata dia, hingga kini tak ada tanggapan dari pihak terkait. Dia menengarai pemerintah membiarkan hal ini terus terjadi berulang kali. Akibatnya tak ada rasa takut dan jera dari agen travel untuk melakukan kecurangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com