JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan kilang lama dan pembangunan kilang baru PT Pertamina (Persero) membutuhkan investasi besar dan teknologi tinggi. Jika kedua prasyarat itu belum terpenuhi, maka bisa saja Pertamina mengundang investasi asing.
Dengan demikian, selain akan terjadi alih teknologi, proyek kilang juga dipansang akan membuka lapangan kerja. Pengamat keamanan energi Dirgo Purbo menyatakan, pemerintah sebetulnya sudah memikirkan swasembada bahan bakar minyak.
“Di jaman Orde Baru, pemerintah sempat merencanakan empat kilang minyak baru, EXOR 1 , 2, 3, dan 4. Dari empat rencana ini, hanya satu yang dibangun oleh pemerintah, yaitu Kilang Balongan pada tahun 1994. Artinya sudah 20 tahun lebih kita tidak membangun kilang baru”, ujar Dirgo dalam keterangan resmi, Sabtu (20/5/2017).
Proyek Exor tersebut kurang berhasil antara lain karena pemerintah kesulitan memperoleh bahan baku, yakni minyak mentah untuk memasok kilang. Bagi Dirgo, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, tidak ada jalan lain pemerintah melalui Pertamina harus membangun kilang baru.
“Yang membangun kilang tidak harus PT Pertamina. Boleh-boleh saja swasta, lokal maupun asing yang membangun kilang," tutur dia. Adapun anggota Komisi VII DPR RI Harry Poernomo menilai, persoalan yang harus diperhatikan oleh Pertamina dalam membangun kilang adalah jaminan pasokan minyak.
“Kita di Komisi VII DPR RI mendukung langkah Pertamina mengembangkan kapasitas kilang yang sudah ada dan membangun kilang baru. Yang menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana dengan jaminan pasokan minyak mentahnya?" jelasnya.
Menurut Harry, Indonesia sangat tergantung dengan pasokan minyak mentah dari luar. Jika terjadi gejolak politik atau terjadi bencana alam di negara pemasok, akan mengakibatkan pasokan minyak mentah terganggu.
"Di sini lah pentingnya jaminan pasokan minyak mentah jika Pertamina mau membangun kilang baru," ujar Harry.
Harry juga menyoroti mengenai pendanaan pembangunan kilang minyak. Menurut Harry, sebaiknya, dana yang digunakan untuk membangun kilang tidak berasal dari APBN. Menurut Harry, dana dari APBN sebaiiknya dimanfaatkan untuk proyek lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.