Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Terbelit Utang Gara-gara Korupsi Pembelian Airbus A350

Kompas.com - 16/06/2017, 07:05 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Rizal Ramli menyebut ada unsur korupsi dalam pembelian pesawat Garuda Indonesia long route Airbus A350. Menurut dia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sendiri sudah membuktikan adanya permainan tersebut. 

"Jadi banyak permainan duit," kata Rizal di Jakarta, Kamis (15/6/17).

Padahal, kata Rizal, Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan kebangaan Indonesia dengan sejarah panjang. Terlebih, dengan kualitas service premium setara dengan perusahaan penerbangan dunia.

"Tapi ini jadi tertutup karena kesalahan di masa lalu yang terlalu jor- joran dalam membeli pesawat baru yang tidak tepat. Di dalam pembelian pesawat ada sogok menyogok, ada KKN, pemahalan sehingga akibatnya Garuda Indonesia dikubangi utang besar triliunan rupiah," ungkap dia.

(Baca: Garuda Indonesia Bantah Alami Kebangkrutan)

Dia juga berujar, seharusnya para komisaris dan manajemen Garuda Indonesia berani menyatakan fakta tanpa ada kepentingan-kepentingan pribadi. "Saya meminta komisaris dan manajemen berani menyatakan kebenaran sesuai fakta yang ada,” simpulnya.

Rizal mengaku sempat ditentang oleh beberapa pihak atas pernyataan kerasnya, padahal apa dikatakannya telah melalui proses evaluasi dan analisa.

"Semua yang kita sampaikan itu rasional, telah melalui evaluasi dan analitikal. Dulu saya ngomong begitu banyak yang protes tapi hampir semua yang kami katakan terbukti karena saya tidak asal bicara," kata dia.

Rizal juga menyarankan, agar persoalan yang ada harus segera dibenahi dengan cara me-reschedule pembelian pesawat atau dijual ke pihak ketiga.

"Jadi Garuda Indonesia fokus saja untuk meningkatkan pendapatan dari penerbangan domestik dan regional. Garuda juga akan lebih tepat jika membeli pesawat Airbus 330 yang lebih efisien," kata Rizal.

(Baca: Garuda Selalu Alami Krisis Jika Dimpimpin Bankir?)

Diketahui, pada kuartal I 2017 Garuda Indonesia mencatatkan kerugian sebesar 98,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,31 triliun (kurs 13.300). Padahal pada kuartal I 2016, perseroan mencatatkan laba 1,02 juta dollar AS.

Kerugian yang terjadi pada kuartal I 2017 lalu disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain, karena kenaikan harga bahan bakar avtur.

Kemudian, perseroan juga menangguk rugi karena sedikitnya jumlah penumpang yang diangkut. Hal ini sejalan dengan siklus tahunan sepinya penumpang di kuartal I.

Ada beberapa rute penerbangan baik domestik maupun mancanegara mengalami kerugian akibat sedikitnya jumlah penumpang. Setidaknya ada 10-20 rute dalam daftar yang tengah dikaji oleh pihak maskapai mengenai keberlanjutannya.

 

Berita ini telah diklarifikasi oleh Garuda Indonesia melalui berita yang berjudul: Dirut Garuda: Tidak Ada Rencana Pembelian Airbus A350

 

Kompas TV Garuda Indonesia Menderita Kerugian

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com