Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani di Tapanuli Utara Tanam 7.000 Bibit Kopi Bantuan Starbuck

Kompas.com - 23/06/2017, 06:17 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com – Sebanyak 23 petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kopi Aman Terpadu (ASPEKAT) berhasil membibitkan 7.000 pohon kopi varietas unggul bantuan dari Starbucks.

Bibit tersebut diberikan saat kunjungan kerja sama lapangan dengan lembaga nonprofit, Conservation International (CI) Maret 2016 lalu.

Selanjutnya, ASPEKAT didampingi CI menerapkan praktik-praktik pertanian lestari untuk menumbuhkan varietas unggul yang akan mendukung perekonomian mereka.

Pohon kopi bantuan Starbucks tersebut ditanam di Dusun Tapian Nauli, Desa Hatuginjang, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, yang merupakan daerah dataran tinggi di selatan Danau Toba.

Daerah ini menjadi kawasan tangkapan air dan penghasil kopi Arabika sejak lama. Namun, para petani di dusun ini mengeluhkan turunnya produktivitas kopi mereka akibat usia tanaman menua dan perubahan cuaca yang tak terprediksi.

"Untuk mengganti kopi dengan varietas lain, kami kesulitan karena tidak ada akses pasar untuk membeli bibit kopi yang unggul dan berkualitas," kata salah satu anggota ASPEKAT, Welseng Simaremare, Kamis (22/6/2017).

Menjawab tantangan ini, CI lalu mengajak kerja sama Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk membentuk asosiasi petani, pembuatan rumah kompos dan pembibitan kopi, dan mengadakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para petani.

Solusi untuk mengatasi kesulitan memperoleh bibit unggul kopi dengan memfasilitasi asosiasi petani melakukan pembibitan secara mandiri.

"Kami merasakan manfaat kegiatan ini, kami banyak diberi ilmu menanam kopi melalui sekolah lapang. Saat ini, bibit kopi kami sudah bagus dan siap ditaman, siap menggantikan pohon yang tua,” kata dia.

Benih kopi berasal dari Pusat Penelitan Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), kemudian disemai oleh petani selama lebih kurang enam bulan. Hasilnya, 7.000 bibit kopi varietas unggul Lini S 795 dan Komasti siap ditanam.

Diperkirakan lima hektar lahan akan ditanami bibit ini, peningkatkan hasil produksi sebanyak 80 persen dari produksi saat ini pun membuai tidur petani. Ongkos produksi pun berkurang banyak karena petani mampu membuat empat ton pupuk kompos per harinya.

“Sekarang kami sudah paham menyeleksi bibit dan melakukan proses persemaian yang baik. Sekarang kami membuat demplot pembibitan benih lanjutan serta memproduksi kompos dan pupuk cair untuk memenuhi kebutuhan kami. Juga kemungkinan untuk di pasarkan ke petani lain," kata Togi Siregar, PPL Dinas Pertanian Kecamatan Muara.

"ASPEKAT dapat menjadi penangkar benih dan menyediakan bibit kopi unggul untuk kebutuhan Taput. Saya harap kegiatan ini terus dikembangkan dan dipertahankan dengan kualitas yang sama,” timpal Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Utara, Tonny Liston Simangunsong.

Sementara North Sumatera Sustainable Landscape Program Manager Fitri Hasibuan mengatakan, praktek pertanian yang diterapkan memperhatikan prinsip konservasi dengan tujuan mendukung pelestarian kawasan tangkapan air Danau Toba yang luasnya sekitar 263.989 hektar.

Danau Toba, menurutnya, adalah ekosistem penting bukan saja karena tingkat keanekaragaman hayatinya yang tinggi tapi juga perannya sebagai sumber mata pencaharian dan sumber energi bagi sebagian masyarakat Sumatera Utara.

"Kami sangat mendukung program pemerintah menjadikan restorasi dan rehabilitasi Danau Toba sebagai salah satu prioritas pembangunan pariwisata di Indonesia,” ucap Fitri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com