Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jepang, Gaji Pria Kini Lebih Rendah Ketimbang Wanita

Kompas.com - 29/06/2017, 12:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

TOKYO, KOMPAS.com - Dalam kurun beberapa dekade terakhir, gaji pegawai pria di Jepang lebih tinggi dibandingkan gaji pegawai wanita. Akan tetapi, kenyataan itu saat ini runtuh dalam beberapa waktu terakhir.

Gaji pegawai pria saat ini stagnan. Selain itu, terjadi pula peningkatan jumlah wanita dan ibu yang bekerja, sehingga dominasi pria sebagai pencari nafkah utama di keluarga kian pudar.

Mengutip Bloomberg, Kamis (29/6/2017), kondisi ini pun mengubah bagaimana anak-anak Jepang memandang orang tua mereka.

Menurut sebuah riset, untuk pertama kalinya anak-anak Jepang kini lebih menghormati ibu ketimbang ayah mereka.

Di samping itu, sebuah survei yang dilakukan Shinsei Bank menunjukkan bahwa para istri saat ini terus memangkas uang saku suami mereka. Layaknya di Indonesia, rumah tangga di Jepang dikelola oleh para istri.

Dalam dua dekade terakhir, rata-rata upah dasar pegawai pria merosot 0,5 persen. Meskipun harga yang flat atau turun cenderung memberi sedikit dampak bagi daya beli, namun stagnasi upah berarti membuat uang saku sulit meningkat.

Sebaliknya, peningkatan jumlah wanita yang masuk ke dalam angkatan kerja berarti gaji mereka naik, yakni hingga 15 persen dalam periode yang sama. Ini adalah data dari Kementerian Tenaga Kerja Jepang.

Peningkatan gaji wanita dapat menambah pendapatan keluarga dan mensubsidi gaji para suami yang stagnan. Namun, kondisi ini membuat pandangan terhadap wanita di rumah berubah, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Hakuhodo Institute of Life and Living.

Jumlah anak yan menyatakan mereka menghormati ibu mereka meningkat ke rekor tertinggi, yakni 68,1 persen. Ini adalah pertama kalinya angka tersebut melampaui jumlah anak yang menghormati ayah mereka.

Sekira 62 persen anak menyatakan, mereka menghormati ayah mereka. Survei tersebut dilakukan oleh Hakuhodo sejak tahun 1997 silam.

"Kami menduga hubungan antara ibu dan ayah berubah karena meningkatnya jumlah rumah tangga dengan pendapatan ganda. Lebih banyak ibu saat ini bekerja. Mereka bekerja dan cemerlang di luar rumah, namun mereka juga mengurus pekerjaan di rumah," tulis Hakuhodo Institute dalam pernyataan tertulisnya.

Adapun Koya Miyamae, ekonom di SMBC Nikko Securities menyatakan para pria Jepang terus menghadapi lingkungan yang keras. Miyamae sendiri uang sakunya tidak naik dalam beberapa tahun terakhir.

"Stagnasi ini terkait kecemasan mengenai pertumbuhan upah, pajak yang lebih tinggi, dan populasi yang kian menua. Ini adalah masalah yang lebih besar," ujar Miyamae. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com