Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Booming" Batu Akik, Tren yang Meredupkan Pesona Batu Mulia

Kompas.com - 02/02/2015, 04:45 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria dengan atasan kemeja biru gelap memasuki ruangan yang penuh dengan etalase batu-batu akik. Tak lama kemudian, bersama temannya ia berpose untuk difoto dengan batu-batuan dari beberapa provinsi di Indonesia tersebut.

Namanya Sahman (26) asal Mataram, Lombok. Sahman mengatakan, sengaja berkunjung secara khusus ke Jakarta Gems Center (JGC), Rawa Bening, Jakarta Timur untuk melihat-melihat ragam batu akik.

"Saya dari Mataram, khusus ke sini untuk lihat-lihat. Di Mataram ada juga pasar seperti ini tapi jarang. Bahkan kebanyakan dari batu-batuan dari Mataram dibawa ke sini," jelas Sahman yang terlihat menggunakan satu cincin di tangan kiri lengkap dengan batuannya, Sabtu (1/2/2015).

Jika ditelusuri di Kamus Besar Bahasa Indonesia, batu akik merujuk kepada batuan yang digunakan untuk mata cincin. Memang tidak dijelaskan jenis batu apa saja yang bisa digunakan. Namun ketika Kompas.com bertanya kepada sejumlah pedagang di JGC, ditemukan dua arti yaitu batuan yang ditemukan di kali dan batuan dari lokal.

Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Ketua Harian Asosiasi Pedagang Batu Perhiasan di JGC, Toto. "Batu akik itu batuan lokal. Batu-batuan yang indah ini ada di setiap provinsi yang ada di Indonesia," kata Toto.

Sejak tahun lalu, batu akik atau batuan vulkanik yang biasa ditemukan di galian sungai ini menjadi tren baik di kalangan dewasa hingga anak muda. Hal ini diakui Toto yang mengaku kaget dengan meningkatnya animo publik akan perihasan batu akik.

"Fenomena batu akik ini memang luar biasa sebenarnya. Saya sendiri juga kaget dalam jangka waktu setahun ini. Bahkan batu mulia (berlian, permata, intan) jadi kalah bersinar. Dari remaja sampai ibu-ibu sekarang sudah mulai suka batu cincin," kata pria yang pernah mengikuti pameran batu hias hingga ke Thailand dan Tiongkok.

Toto memaparkan ada beberapa alasan mengapa batu akik kini digemari oleh banyak orang. Menurutnya, salah satu penyebab ada pada promosi-promosi yang dilakukan oleh majalah-majalah dengan tema terkait. Selain itu, adanya pameran-pameran yang mulai tahun lalu sudah gencar dilakukan, baik oleh pemerintah maupun swasta.

"Bisa booming mungkin karena ada majalah-majalah khusus batu hias, terus pameran, kontes- kontes, dan promosi yang gencar. Jadinya orang yang asalnya awam dan tidak suka jadi tertarik. Bisa juga booming karena dari mulut ke mulut pembeli yang membuat orang-orang penasaran," tutur Toto.

Meningkatnya minat masyarakat akan batu akik tentu juga menambah omzet dari penjualan batu akik. Toto mengakui kenaikannya mencapai 50 persen dibandingkan sebelum tahun-tahun booming-nya batu akik.

"Harga batu akik naik 50 persen karena booming. Apalagi bahan batuan yang selalu diambil maka otomatis makin langka, lalu harga akan makin mahal," jelas Toto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Whats New
Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Whats New
Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com