Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Sambut Baik Renminbi Jadi Mata Uang Internasional

Kompas.com - 26/11/2015, 18:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dana Moneter Internasional (IMF) dikabarkan akan mengumumkan pengakuan mata uang China, renminbi, sebagai mata uang internasional kelima pada 30 November.

Bank Indonesia (BI) pun menyatakan sambutan baik atas pengakuan ini.

"Renminbi akan dijadikan mata uang internasional pada akhir November ini. Indonesia menyambut baik renminbi menjadi mata uang internasional," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di sela-sela acara Kompas 100 CEO Forum, Kamis (26/11/2015).

Menurut Agus, dengan disahkannya renminbi menjadi mata uang internasional, hal itu akan membuka kesempatan bagi negara-negara di dunia untuk menggunakan mata uang ini dalam kegiatan perdagangan dan investasi.

Namun, sosialisasi tetap perlu dilakukan mengingat mata uang internasional lainnya, seperti dollar AS, euro, dan yen, masih biasa digunakan.

Indonesia, kata Agus, telah menggunakan renminbi sebagai bagian dari cadangan devisa.

Ketika renminbi digunakan sebagai mata uang internasional, maka penggunaan mata uang ini dapat semakin luas, yakni dalam kanal perdagangan dan kanal finansial.

"Kebetulan, untuk Indonesia, kan hubungan dagang kita dan Tiongkok (China) cukup besar. Kita ada impor 40 miliar dollar AS, sedangkan ekspor cuma 14 miliar (dollar AS), jadi ada defisit," kata Agus.

Agus menjelaskan, sosialisasi tentang penggunaan reminbi kini tengah dipersiapkan. Tentu, dalam perjalanannya, masih ada yang menggunakan dollar AS atau mata uang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Whats New
BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com