Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perlu Terus Bandingkan Bank Syariah dengan Bank Konvensional?

Kompas.com - 22/12/2016, 08:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia kini sudah mulai sadar dan banyak yang menggunakan produk dan layanan keuanganan syariah.

Meski sudah berkembang pesat, pangsa pasar perbankan syariah dinilai masih belum optimal, yakni baru sekira 5 persen dari pangsa pasar perbankan nasional.

SEVP Finance & Strategy Bank Syariah Mandiri Ade Cahyo Nugroho mengakui, secara umum, banyak institusi maupun produk syariah lainnya yang berkembang lebih pesat dibandingkan perbankan syariah.

Ia menyebut antara lain Dian Pelangi, kosmetik halal Wardah, hingga Dompet Dhuafa sebagai contoh. Lalu, apa sebabnya perbankan syariah belum tumbuh dan berkembang dengan pesat?

Cahyo menuturkan, barangkali penyebabnya adalah dalam pengelolaanya, perbankan syariah cenderung bersaing di area perbankan konvensional.

"Kalau pembiayaan main rendah-rendahan bunga, DPK (dana pihak ketiga) main tinggi-tinggian dalam memberikan deposito," kata Cahyo dalam acara pelatihan perbankan syariah Bank Syariah Mandiri di Bandung, Rabu (21/12/2016).

Cahyo menyatakan, sebenarnya perbankan syariah memiliki nilai yang berbeda dalam kontribusinya kepada masyarakat.

Selain itu, perbankan syariah juga memiliki dampak yang besar apabila menyalurkan pembaiayaan, termasuk larangan untuk menyalurkan pembiayaan ke hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Menurut Cahyo, hal-hal semacam itu belum terkomunikasi dengan baik. Bahkan, kerap kali di dalam industri perbankan syariah belum mencapai satu suara.

Sehingga, perbankan syariah harus terlebih dahulu menyepakati pelayanan dan manfaat yang akan dituju. Setelah itu, barulah melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai manfaat perbankan syariah.

"Selama ini memainkan bisnis masih syariah versus konvensional, padahal tidak begitu. Kita di dimensi berbeda. Kalau orang menaruh uang di syariah bukan sekadar mengejar bunga, tetapi ada nilai lain yang kita dapat," jelasnya.

Kompas TV Ekonomi Syariah Kian Redup 2016, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Whats New
Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Whats New
Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com