Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamburkan Biaya Iklan, Laba Samsung Diprediksi Tak Sesuai Harapan

Kompas.com - 05/07/2013, 14:19 WIB


SEOUL, KOMPAS.com - Raksasa pabrikan elektronik yang berbasis di Korea Selatan, Samsung Electronics Co., diperkirakan hanya mencatat laba operasional sebesar 9,5 triliun won atau 8,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 82 triliun), atau rendah dari perkiraan banyak analis yaitu di atas 10 triliun won pada triwulan II-2013.

Rendahnya pendapatan operasional itu terkait dengan tingginya biaya iklan yang dikeluarkan Samsung tak sebanding dengan jumlah produk smartphone Galaxy S4 yang dikirimkan.

“Perkiraan itu lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Dengan membandingkan biaya untuk promosi Galaxy S4 smartphone dan jumlah produk tersebut yang dikapalkan, akan bisa disimpulkan bahwa laba operasional Samsung akan di bawah perkiraan," ujar Jeff Kim, analis dari Hyundai Securities, Jumat (5/7/2013).

Dia memperkirakan bahwa kuartal III-2013 Samsung akan mulai mengurangi biaya iklannya dan kinerja keuangan akan lebih baik. “Untuk itu, kami memperkirakan laba operasional akan menembus 10,5 triliun won.

Sebelumnya, valuasi pasar Samsung telah berkurang hingga 30 juta dollar AS sejak pertengahan Maret, atau sebelum perusahaan itu meluncurkan Galaxy S4 sebulan kemudian.

Saat ini para investor sedang mencermati fokus bisnis Samsung yang terlalu menitikberatkan pada sektor IT dan perangkat komunikasi, yang menyumbang hingga lebih dari 70 persen laba operasional perseroan.

Padahal saat yang sama, banyak prediksi yang menyatakan bahwa sektor tersebut kurang terlalu moncer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com