Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Lebih Indonesia Tak Mampu Tambah Pasokan Sapi

Kompas.com - 06/09/2013, 14:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


MAJALENGKA, KOMPAS.com- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT.RNI)  Ismed Hasan Putro, menyayangkan kondisi pasokan sapi yang tak juga membaik setahun terakhir ini. Bahkan tahun ini, Ia memerkirakan penurunan mencapai 2 juta ekor. Sementara 85 persen dari 14 juta pasokan, sebagian besar jenis sapi betina.

Akibatnya terjadi kekurangan pasokan daging di pasar, sehingga membuka kesempatan bagi pengusaha hitam.  Menurut Ismed, pengusaha hitam ini hanya mementingkan laba dengan mengorbankan rakyat.

"Kenapa dijual Rp 100.000? Itu namanya memeras rakyat. Setahun lebih kita tidak bisa tambah pasokan karena banyak yang terlibat. Bukan hanya Fathanah," kata Ismed dihadapan sarjana masuk desa, di Majalengka, Jawa Barat, Jumat (6/9/2013).

"Wajar kalau Mentan enggak bisa diresuffle. Rente sapi itu melibatkan lingkungan hitam," kata Ismed.

Kepada para sarjana yang kini mengurusi penggemukan sapi di Majalengka tersebut, Ismed berharap dengan mengurus sapi merupakan langkah kecil untuk memperbaiki kondisi bangsa.

"Jadi tugasnya bukan hanya ternak, ngasih makan, cek kesehatan. Kita harus selamatkan nutrisi bangsa dengan menyediakan daging sapi dengan harga wajar," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Ismed juga menyayangkan masih rendahnya konsumsi daging masyarakat Indonesia dibandingkan negara lain. Di Filipina, konsumsi daging mencapai 7 kilogram per orang per tahun. Di Malaysia 15 kilogram per orang per tahun. Di Jepang dan Korea di atas 35 kilogram per orang per tahun. Di Australias 35 kilogram per orang per tahun. Di Jerman dan Swedia sekitar 65 kilogram per orang per tahun.

"Di Indonesia 1,8 kilogram per orang per tahun. Itu pun terkadang harus mati, karena ngantri pada bulan Ramadhan," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com