Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 10 Tahun, 5 Juta Petani "Lenyap"

Kompas.com - 07/09/2013, 11:11 WIB
Didik Purwanto

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah rumah tangga petani dari tahun ke tahun terus menurun. Hal ini disebabkan penduduk mulai berpindah pekerjaan dengan pendapatan lebih baik.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, jumlah petani pada 2003 lalu masih mencapai 31,17 juta orang. Namun hingga pertengahan tahun 2013 ini, jumlahnya sudah menurun menjadi 26,13 juta orang.

"Ini berarti dalam sepuluh tahun terakhir ada penurunan jumlah petani sebesar 5,04 juta orang atau ada penurunan 1,75 persen per tahun," kata Suryamin saat Workshop Media di Hotel Mirah Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/9/2013).

Ia menambahkan, penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan dari 40,61 juta orang di tahun 2004 menjadi 39,96 juta orang pada 2013. Sementara itu, persentasenya menurun dari 43,33 persen di 2004 menjadi 35,05 persen di 2013.

"Ini menunjukkan bahwa penurunan jumlah profesi petani karena mereka beralih ke sektor lainnya seperti industri, perdagangan, rumah makan, hingga jasa, baik jasa sosial maupun jasa perorangan," tambahnya.

Kendati demikian, dalam hal produktivitas petani, jumlahnya cenderung mengalami pertumbuhan. Misalnya dari produktivitas padi yang naik dari 52,12 juta ton di 2003 menjadi 69,27 juta ton pada angka ramalan 2013. Ini berarti ada kenaikan produktivitas sebesar 3,29 persen per tahun. Di periode yang sama, produktivitas jagung juga melonjak dari 10,89 juta ton menjadi 18,84 juta ton. Ini berarti ada kenaikan 7,3 persen per tahun.

Begitu juga dengan share sektor pertanian dalam produk domestik bruto (PDB) yang naik dari 14,3 persen pada 2004 menjadi 15,04 persen pada 2013. "Jadi, meski jumlah petani menurun, dapat dikompensasi dengan peningkatan produktivitas hasil pertanian. Oleh karenanya, produktivitas di sektor pertanian cenderung meningkat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com