"Saya kira kalau mengerem (utang swasta) tidak bisa. Karena itu perjanjian mereka, private to private," kata Chatib saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (10/9/2013) malam.
Ia menambahkan, yang bisa dilakukan pemerintah, khususnya Bank Indonesia (BI) adalah pengaturan jadwal untuk pembayaran utangnya. Sebab, dengan kondisi pengetatan likuiditas dollar AS di pasar ini akan mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
Kabar dari BI sendiri, kata Chatib, puncak pembayaran utang swasta memuncak di semester I-2013. Sehingga di semester II-2013 ini tekanannya akan lebih rendah. Artinya pembayaran utang swasta ini tidak akan mempengaruhi kondisi stabilitas rupiah terhadap dollar AS. "Jadi puncaknya ini sudah lewat," tambahnya.
Berdasarkan catatan BI, utang jatuh tempo Indonesia pada semester II-2013 mencapai 27,78 miliar dollar AS. Adapun komposisi utang yang jatuh tempo terdiri dari swasta sebesar 22,27 miliar dollar AS dan utang pemerintah senilai 5,51 miliar dollar AS.
Sementara itu berdasarkan data statistik utang luar negeri Indonesia, posisi utang Indonesia per Juni 2013 mencapai 257,98 miliar dollar AS atau setara Rp 2.841 triliun. Komponen terbesar dari utang swasta sebesar 133,988 miliar dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.