Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Luar Negeri Swasta Didominasi Nonbank

Kompas.com - 24/09/2013, 19:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) swasta lebih banyak dilakukan korporasi non bank. ULN Swasta non bank mencapai 83,3 persen dari total ULN swasta pada bulan Juli 2013. Angka ini setara dengan 111,6 miliar dollar AS.  Sementara itu sisanya, yakni 22,3 miliar dollar AS merupakan ULN bank.

"Berdasarkan kelompok peminjam, ULN swasta lebih banyak dilakukan oleh korporasi non bank," kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik dan Moneter BI Hendy Sulistyowati di Kantor Pusat BI, Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Adapun posisi ULN swasta menurut original maturity didominasi oleh utang jangka panjang non bank, yakni sebesar 65,5 persen atau setara dengan 87,758 miliar dollar AS. Utang jangka pendek non bank mencapai 17,8 persen atau 23,876 miliar dollar AS.  Sedangkan utang jangka panjang bank mencapai 5,7 persen atau 7,661 miliar dollar AS dan utang jangka pendek bank mencapai 10,9 persen atau 14,643 miliar dollar AS.

Hendy mengatakan, adanya perlambatan pertumbuhan ULN swasta memicu perlambatan pertumbuhan utang RI. ULN swasta pada Juli 2013 naik 9,5 persen yoy. Angka itu lebih rendah dari pertumbuhan pada Juni 2013 sebesar 11 persen yoy. Adapun total ULN swasta pada Juli 2013 mencapai 133,94 miliar dollar AS.

Beberapa waktu lalu (20/9/2013), BI merilis data pertumbuhan ULN RI yang mengalami perlambatan, yakni 7,3 persen yoy atau mencapai 259,54 miliar dollar AS.

Perlambatan pertumbuhan ULN RI, khususnya ULN swasta dinilai BI sejalan dengan tren perlambatan ekonomi nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com