Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Batu Bara RI Diprediksi Sentuh 400 Juta Ton

Kompas.com - 08/10/2013, 15:18 WIB
Evy Rachmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memperkirakan, volume produksi batubara secara nasional sampai akhir tahun ini mencapai 400 juta ton.

Peningkatan produksi komoditas tambang itu untuk menutup penurunan pendapatan karena anjloknya harga batubara di pasar internasional.

Ketua APBI Bob Kamandanu mengatakan, sampai akhir tahun ini pasar batubara masih tertekan oleh anjloknya harga batubara. Meski demikian, volume produksi batubara terus bertambah.

Sampai September 2013, total volume produksi batubara mencapai 300 juta ton, dan 50 juta ton di antaranya digunakan untuk konsumsi domestik. APBI memperkirakan, volume produksi batubara sampai akhir tahun ini bisa mencapai 400 juta ton dan 70 juta ton di antaranya untuk konsumsi di dalam negeri.

“Saat ini harga batubara berkisar 86 dollar AS-87 dollar AS per ton. Sampai akhir tahun ini, kemungkinan harganya sekitar 90 dollar AS per ton,” ujarnya.

Pihaknya optimis, kondisi pasar batubara pada pertengahan tahun depan akan membaik seiring kenaikan permintaan komoditas tambang itu dan kenaikan harga batubara.

“Saat ini negara seperti India tidak membeli batubara karena pelemahan nilai tukar rupee, tetapi listrik kan urat nadi sehingga pihak India cenderung membeli batubara kalori rendah,” ujarnya.

Batubara memiliki peran penting dalam bauran energi global, terutama untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Penggunaan batubara makin meningkat dan akan terus naik, bersama dengan bahan bakar lain demi mendukung perekonomian dunia dan pembangunan sosial.

Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyatakan, batubara akan menjadi pengganti gas alam sebagai sumber energi. Di ASEAN, penggunaan batubara diperkirakan meningkat 49 persen naik dari sebelumnya yang hanya 31 persen.

Di sisi lain, IEA memperkirakan penggunaan gas justru menurun dari 44 persen menjadi 28 persen. Hal ini berkaitan dengan faktor harga. IEA menyatakan, penggunaan batubara untuk pembangkit listrik 30 persen lebih murah dibandingkan pembangkit listrik bertenaga gas.

Di masa depan, batubara akan lebih kompetitif. Selain itu, pembangkit listrik tenaga batubara tumbuh lebih baik dibanding sumber energi lain, kecuali bio-energi. Karena itu, IEA memperkirakan permintaan batubara akan tumbuh tiga kali di masa depan dengan tingkat pertumbuhan per tahun 4,8 persen secara rata-rata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com