Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Pengusaha Harus Gesit Cari Pasar

Kompas.com - 16/10/2013, 16:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Boediono meminta para pengusaha untuk bersama-sama pemerintah jeli melihat peluang pasar baru. Hal itu, sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

"Masalah marketing, sebagai eksportir harus jeli celah pasar mana yang tumbuh cepat, mana yang tidak, mana yang baru. Baik pelaku maupun bersama pemerintah. Pada 2013-2014 ada negara-negara yang majunya lebih cepat dari yang lain," kata Boediono dalam sambutan pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke28, di Jakarta, Rabu (16/10/2013).

Ia juga mengatakan, untuk mendorong ekspor terutama non migas, pemerintah akan memberikan dukungan dengan menyelenggarakan promosi dagang, dan negosiasi perdagangan. TEI ke 28 yang menghadirkan 9.300 buyers merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah.

Di samping memberikan dukungan marketing, pemerintah juga berkomitmen untuk menyederhanakan regulasi, baik di tingkat pusat, maupun daerah.

Boediono mengatakan, pemerintah juga senantiasa memanage pembangunan infrastruktur untuk menekan biasa logistik. (baca: Tekan Biaya Logistik, Pemerintah Fokus Kembangkan Infrstruktur)

Menurut Boediono, ketiga hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan perdagangan dan daya saing Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang tak pasti.

Ia mengatakan setidaknya ada tiga indikasi yang menunjukkan perekonomian global kian tak menentu.

Indikasi pertama adalah adanya perubahan motor penggerak ekonomi. Boediono melihat ada pergeseran motor penggerak ekonomi dunia sepanjang 2013-2014, dari yang sebelumnya negara-negara maju, beralih ke negara berkembang, meskipun belakangan sedikit menunjukkan perlambatan.

Indikasi kedua, lanjut dia terlihat di bidang keuangan. Ia menuturkan, meski belum dilaksanakan, nyatanya rencana perubahan kebijakan moneter AS berdampak mendunia. "Tappering off, dengan mengurangi injeksi 85 miliar dollar AS per bulan, pengaruhnya luar biasa untuk semua negara termasuk Indonesia," katanya.

Terakhir, perkembangan politik terutama di negara-negara Afrika Utara menyebabkan ketidakpastian harga minyak.

Menurutnya, ketiga indikasi ini merupakan tantangan yang harus dihadapi pemerintah dan pengusaha. "Sikap kita harus siap hadapi perubahan-perubahan ini. Ini yang sedang dilakukan pemerintah dan harapannya juga dilaksanakan oleh pebisnis riil dan keuangan," kata Boediono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com