Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Bantah Klaim Pemerintah RI Soal Pengambilalihan Inalum

Kompas.com - 10/11/2013, 14:22 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Pihak Nippon Asahan Aluminium (NAA) membantah klaim pemerintah Indonesia soal pengambilalihan 100 persen saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

NAA menyatakan proses nasionalisasi Inalum dianggap belum selesai dan tidak benar kalau saat ini 100 persen saham sudah milik pemerintah Indonesia. Demikian diungkapkan seorang eksekutif NAA yang tak mau disebutkan namanya kepada Tribunnews.com, Sabtu (9/11/2013) malam.

"Pemberitaan yang menyatakan 100 persen saham sudah di tangan pemerintah Indonesia sangat tidak benar. Pihak NAA masih memiliki saham di Inalum sebesar 58,9 persen sampai saat ini. Pembicaraan dan negosiasi belum selesai dan kami akan melanjutkan pembicaraan kemungkinan di Singapura minggu depan," lanjutnya lagi.

Hal itu diungkapkan untuk membantah pernyataan pemerintah Indonesia, yang mengklaim Inalum telah diambil alih 100 persen per 1 November 2013dengan penawaran harga 558 juta dollar AS.

"Soal uang juga sama sekali kita belum setuju dan masih harus banyak dibicarakan lagi dengan berbagai ketentuan lainnya. Jadi bukan soal uang saja tapi soal lain juga masih harus kita negosiasikan dengan Indonesia," lanjutnya.

Sumber itu juga belum mau bicara lebih lanjut mengenai hal lain terkait pengambilalihan Inalum. "Pada pokoknya, semua masih harus dibicarakan, dilanjutkan dan kita siap bicara dan negosiasi terus sampai dengan kedua pihak sepakat pada satu titik yang sama."

Selain itu sumber juga mengungkapkan bahwa karyawan NAA sama sekali tak diperkenankan masuk bekerja lagi di Inalum per 1 November terlebih yang warga negara Jepang,

"Kami sih tidak mau bertengkar dengan pihak Indonesia. Mungkin dititipkan pesan ke bagian keamanan agar orang Jepangnya jangan diperbolehkan masuk," lanjutnya lagi.

Jadi masih banyak yang harus kita verifikasi mengenai perkembangan terakhir Inalum saat ini dengan pihak Indonesia dan sekali lagi sama sekali tidak benar kalau 100 persen saham Inalum telah dipegang oleh pihak Indonesia dan kami pun di Jepang sama sekali belum terima uang apa pun dari Indonesia, tekannya lebih lanjut.

Sumber itu juga berharap pertemuan minggu depan dapat membuka jalan lebih lanjut mengenai kasus Inalum ini dan berharap bisa diselesaikan baik-baik, tak perlu sampai ke arbitrase internasional. (Richard Susilo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com