Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Cemas, Wall Street Kembali Merah

Kompas.com - 28/01/2014, 07:13 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com -Saham-saham di Wall Street ditutup lebih rendah lagi pada Senin (27/1/2014) waktu setempat (Selasa pagi WIB), di tengah kecemasan para investor menunggu pekan sibuk berita ekonomi yang mencakup pertemuan kebijakan Federal Reserve AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 41,23 poin (0,26 persen) menjadi 15.837,88, sesi kelima berturut-turut di wilayah negatif.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 8,73 poin (0,49 persen) menjadi 1.781,56, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq menyerah 44,56 poin (1,08 persen) pada 4.083,61.

Saham-saham turun tajam minggu lalu di tengah kekhawatiran tentang laba perusahaan lemah dan ketidakpastian di negara-negara berkembang.

"Investor cemas," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di S&P Capital IQ. "Orang-orang merasa seolah-olah mereka tertangkap basah pekan lalu."

Peristiwa penting pekan ini termasuk laporan utama laba dari Apple, Boeing dan raksasa lainnya. The Fed juga akan mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu (29/1/2014).

"Kami tidak tahu apakah itu penyimpangan jangka pendek yang akan bangkit kembali, atau apakah memang itu mulai memberitahu kami bahwa proyeksi pertumbuhan PDB dan laba kami terlalu tinggi," kata Stovall.

Saham teknologi berjatuhan, termasuk Google turun 2,0 persen, komponen Dow Microsoft melemah 2,1 persen, Twitter jatuh 6,2 persen dan Yahoo merosot 3,3 persen.

Komponen Dow saham Caterpillar melonjak 5,9 persen setelah dengan mudah mengalahkan perkiraan laba kuartal keempat, dengan laba bersih naik 43,9 persen menjadi 1,0 mliliar dollar AS dan laba per sahamnya pada 1,54 dolar AS per saham, dibandingkan dengan 1,28 dolar AS yang diperkirakan oleh para analis.

Anggota Dow lain, Merck, naik 1,1 persen setelah Morgan Stanley menaikkan peringkat sahamnya karena harapan untuk kemajuan besar dalam obat anti-kanker pada 2014.

Rayonier melonjak 9,7 persen setelah mengumumkan rencana untuk memecah perusahaan membagi menjadi dua perusahaan, satu fokus pada bahan kimia khusus, yang lain pada sumber daya hutan.

Ariad Pharmaceuticals jatuh 12,0 persen, menyerahkan keuntungan beberapa minggu lalu menyusul penerbitan sebuah laporan yang mengatakan perusahaan itu sedang mempertimbangkan untuk pengambilalihan oleh perusahaan farmasi besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com