Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Pemilu Lesu

Kompas.com - 04/02/2014, 09:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan pencetakan atribut kampanye politik masih lesu dibandingkan saat Pemilihan Umum 2009. Penurunan terutama pada produksi atribut kampanye dari tekstil, seperti kaus dan spanduk. Selain itu, ada juga kecenderungan partai politik mengimpor atribut kampanye.

”Permintaan memang sangat kecil kali ini. Bisa dikatakan, tidak ada peningkatan dibandingkan Pemilu 2009. Peserta pemilu kali ini tampaknya tak semarak tahun-tahun lalu,” kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat, Senin (3/2/2014).

Menurut Ade, saat ini pilihan media berkampanye sudah semakin beragam. Hadirnya pilihan alternatif, seperti internet dan media sosial, merupakan salah satu faktor menurunnya permintaan partai dan individu peserta pemilu terhadap para pelaku usaha percetakan. Bisnis pemilu boleh dikatakan masih lesu.

”Terjadi pergeseran tren kampanye. Dulu, media berkampanye masih cenderung terbatas. Makanya, permintaan dan pemasukan bagi industri tekstil (kaus dan spanduk) meningkat pesat jelang pemilu. Sekarang anggaran belanja parpol sebagian besar dialokasikan untuk kampanye lewat iklan di sejumlah media dan baliho,,” kata Ade.

Menurut dia, total belanja parpol untuk pembelian kaus, bendera, dan spanduk pada tahun 2009 bisa mencapai Rp 2 triliun, sementara untuk saat ini, belum mencapai Rp 1 triliun. ”Para pedagang banyak yang kecewa karena ordernya sedikit, padahal pemilu legislatif sudah tinggal dua bulan lagi,” ujar Ade.

Hal tersebut dirasakan Saefudin Rahmat, pemilik percetakan rumahan Nur Rahmat, di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Jakarta Selatan. Menurut dia, menjelang Pemilu 2009, ia bisa menerima pesanan kaus, spanduk, dan stiker dari lima calon anggota legislatif (caleg). Saat ini, yang memesan baru dua caleg.

Impor naik

Saefudin menambahkan, menjelang pemilu legislatif tahun 2009, omzetnya mencapai Rp 45 juta untuk produksi spanduk, stiker, dan kaus. ”Sampai sekarang baru dapat omzet Rp 25 juta, padahal pemilu tinggal hitungan bulan. Penurunan 40-50 persen,” kata Saefudin. Ia menambahkan, penurunan permintaan terasa jelas untuk kaus dan spanduk partai, tetapi permintaan stiker tetap banyak.

Kendati menurun dibandingkan tahun 2009, Saefudin mengiyakan adanya kenaikan omzet dan penambahan pesanan dibandingkan hari biasa. Biasanya, omzet percetakan Nur Rahmat sekitar Rp 20 juta per bulan. Sekarang menjelang pemilu, meningkat menjadi Rp 25 juta per bulan. Namun, Saefudin menyatakan, peningkatan omzet itu masih terhitung kecil dibandingkan saat pemilu yang lalu.

Selain pergeseran tren kampanye, Ade juga mengangkat perihal kecenderungan mengimpor yang dilakukan sebagian parpol, terutama untuk produk tekstil. Menurut dia, hal tersebut terjadi karena usaha percetakan domestik belum semuanya mampu memproduksi dalam skala besar dan jangka waktu yang pendek. (A05/A06)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com