Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitra Cium Dugaan Dinas Fiktif di Kemenkeu

Kompas.com - 27/02/2014, 17:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mencium dugaan perjalanan dinas fiktif di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hingga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 3,537 miliar, 6.303 dollar AS, dan 824 Euro.

Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi memaparkan, hasil audit BPK (semester 1-2013), di mana disebutkan perjalanan dinas Kemenkeu tercatat sebesar Rp.931.189.826.825, dan belanja perjalanan luar negeri sebesar Rp.45.250.041.882.

“Ada penyimpangan anggaran dengan berbagai modus dalam belanja perjalanan dinas dalam negeri, perjalanan dinas luar negeri, dan kegiatan pembayaran honorarium kegiatan pada beberapa satuan kerja di lingkungan Kemenkeu,” ujar Uchok, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (27/2/2014).

Uchok juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau kejaksaan untuk segera melakukan penyelidikan atas dugaan penyelewengan anggaran tersebut.  “Walaupun memang pihak Kemenkeu telah melakukan penyetoran kembali melalui ke kas negara sebesar Rp.640.126.700, dan 6.219 dollar AS. Tetapi, tidak boleh menghilangkan hukum pidana atas kasus ini lantaran telah melakukan penyetoran atas kerugian negara tersebut,” katanya.

Uchok mengatakan, bukti penyetoran pihak Kemenkeu adalah bukti bahwa mereka telah bersalah, dan mengembalikan uang tersebut ke kas negara. Menurut Uchok, selama ini aparat hukum kelihatan “malas” atau tidak memiliki “political will” melakukan penyelidikan atas banyaknya dugaan penyimpangan anggaran di Kemenkeu.

Hal tersebut, lanjut Uchok, menjadikan Kemenkeu mempunyai banyak kasus, dan menumpuk. Kasus tersebut, sambungnya, hanya dijadikan catatan auditor negera saja, tanpa ada tindaklanjut dari pihak aparat hukum. “Makanya ada dugaan atas temuan penyimpangan anggaran pada Kemenkeu periode 2009-2013 sebesar Rp.14,9 triliun dengan sebanyak 1.831 kasus. Oleh karena itu, dipersilakan aparat hukum untuk masuk dalam kasus ini,” ucapnya.

Adapun rincian dugaan penyimpangan anggaran di lingkungan Kemenkeu antara lain:
1. Mark up pembayaran uang harian
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp 30.630.145
- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar Rp 11.676.000
- Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebesar Rp 9.853.000
- Badan Kebijakan Fiskal sebesar Rp 251.038.360

2. Harga tiket melebihi harga sebenarnya
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp 21.025.572, 6.303 dollar AS, dan 824 Euro
- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar Rp 7.620.172
- Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebesar Rp 5.420.799

3. Perjalanan dinas fiktif atau tidak terdaftar dalam manifest pesawat
- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar Rp 15.639.600
- Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebesar Rp 28.371.100

4. Perjalanan dinas belum mendapat ijin dari secretariat negara
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp 912.534.386
- Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebesar Rp 608.376.000
- Badan Kebijakan Fiskal sebesar Rp 393.373.356

5. Bukti pertanggungjawaban belum lengkap seperti berupa fotokopi paspor, tiket, SPPD, dan boarding pass ada pada BKF sebesar Rp.1.241.895.586 untuk 33 orang BKF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com