Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Kembali Langka di Semarang, Petani Khawatir Gagal Panen

Kompas.com - 13/04/2014, 17:21 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com — Kelangkaan kembali terjadi dikalangan petani di Kabupaten Semarang. Mereka kelimpungan mencari pupuk bersubsidi, sementara pupuk non subsidi harganya meroket karena stok dipasaran terbatas.

Dalam situasi dilematis ini petani tak punya pilihan kecuali terpaksa membeli, guna menghindari kerugian yang lebih besar. Sebab keterlambatan pemupukan pada tanaman padi khususnya, dapat menyebabkan gagal panen.

Menurut Ketua Kelompok Tani Margo Mulyo, Kelurahan Tambakboyo, Ambarawa, Susanto ( 45) saat ini petani padi memang sedang mengalami kesulitan pupuk. Distribusi pupuk terhambat karena jatah pupuk dari pemerintah berkurang.

Akibatnya banyak tanaman padi yang semestinya sudah dipupuk, tidak dilakukan pemupukan. Hal itu akan mengakibatkan tanaman tidak tumbuh normal. “Semestinya pemupukan sudah dilakukan pada seluruh tanaman padi. Tetapi karena ada kelangkaan pupuk, jadi tidak semua tanaman mendapatkan pupuk,” kata Susanto, Sabtu (12/4/2014).

Kelompok tani Margomulyo sudah mengajukan jatah pupuk sebesar 3 ton, namun baru terpenuhi 1,5 ton saja. Menurut Susanto, tingginya permintaan membuat harga pupuk dipasaran naik.

“Biasanya kami membeli satu sak Rp 92.000-Rp 95.000 sekarang naik menjadi Rp 100 ribu per sak. Bahkan informasinya di daerah lain ada yang lebih dari Rp 100.000. Ya, kami memaklumi kenaikan harga itu, karena yang butuh banyak dan barangnya sedikit,” kata Susanto.

Susanto berharap pemerintah segera menyalurkan kekurangan jatah pupuk yang diajukan petani. Dengan demikian, petani tidak kesulitan mencari pupuk dan harus membayar lebih karena mahalnya harga pupuk di pasaran.

Menanggapi kelangkaan pupuk ini, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan, Kabupaten Semarang, Urip Triyogo mengatakan, tahun 2014 ini pendistribusian pupuk memang diperketat lagi, karena subsidinya dibatasi.

Tetapi pihaknya sudah ada koordinasi dengan pusat bahwa akan ada tambahan pupuk subsidi pada bulan September.

“Untuk penanganan sementara daerah yang kelebihan jatah pupuknya digeser ke wilayah yang kekurangan pupuk. Pemerintah pusat juga akan menambah jatah pupuk sekitar bulan September-November,” tutur Urip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Optimistis Ekspor Furnitur RI Capai Rp 79,9 Triliun

Teten Optimistis Ekspor Furnitur RI Capai Rp 79,9 Triliun

Whats New
IHSG Ditutup Naik 36 Poin, Rupiah Menguat

IHSG Ditutup Naik 36 Poin, Rupiah Menguat

Whats New
Asosiasi Furnitur Optimistis Rebut 1 Persen Pangsa Pasar Global di 2024

Asosiasi Furnitur Optimistis Rebut 1 Persen Pangsa Pasar Global di 2024

Whats New
Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Whats New
Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Whats New
Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Whats New
'Multiplier Effect' Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

"Multiplier Effect" Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

Whats New
Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Whats New
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Whats New
63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

BrandzView
Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Whats New
Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com