Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Pekerja: "Mazhab" BTN dan Bank Mandiri Beda

Kompas.com - 21/04/2014, 16:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Serikat Pekerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Satya Wijayantara mengungkapkan, rencana akuisisi BTN oleh PT Bank Mandiri Tbk tidak memiliki alasan yang jelas. Di samping itu, teknis ekonomisnya juga tidak jelas.

"Sikap kita adalah menolak karena alasannya tidak jelas. Bank Mandiri itu kan fokusnya ke (perbankan) korporasi dan ritel. Bank Mandiri belum pernah salurkan KPR subsidi. Sebanyak 99 persen penyaluran KPR subsidi ada di BTN. 'Mazhab'-nya saja sudah berbeda," kata Satya di Jakarta, Senin (21/4/2014).

Tak hanya itu, Satya juga menilai rencana akuisisi tersebut tidak disertai proposal pengajuan sama sekali. Karyawan pun tidak diajak diskusi, padahal dalam undang-undang perseroan dikatakan bahwa karyawan pun memiliki hak untuk bersuara.

Menurut Satya, apabila BTN diakusisi oleh Bank Mandiri yang memiliki karakteristik yang berbeda dari BTN yang fokus pada penyaluran perumahan untuk rakyat, visi dan misi perseroan terkait hal tersebut pun akan hilang pula.

"Otomatis entitas BTN hilang. Visi dan misi melayani perumahan rakyat akan sirna juga. Begitu hilangnya BTN, masa depan pemberian KPR subsidi akan hilang," ujarnya.

Satya mengungkapkan, Serikat Pekerja (SP) BTN kembali akan melakukan unjuk rasa menolak rencana akuisisi tersebut.

Bahkan, dalam unjuk rasa yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 April mendatang, SP BTN akan mengerahkan massa lebih banyak. "Nanti akan dua kali lipat, sekitar 2.000 sampai 3.000 orang. Pada tanggal 27 April nanti, di Konvensi Partai Demokrat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com