"Saat ini porsi (kredit) ritel kami masih 54 persen dan korporasi 47 persen. Nantinya porsi pembiayaan korporasi akan dikurangi menjadi 40 persen," kata Direktur Korporasi PT Bank Muamalat Luluk Mahfudah Senin (2/6/2014).
Luluk mengaku, sejak akhir tahun 2013 silam, perseroan telah meluncurkan layanan pembiayaan mikro untuk menggenjot porsi penyaluran kredit ritel. Menurutnya, sektor mikro merupakan pasar yang besar. Oleh karena itu, sektor ini perlu dikembangkan bila bank ingin memperkuat porsi pembiayaan ritel.
Sektor pembiayaan mikro, jelas Luluk, diharapkan dapat menyumbang marjin bunga bersih alias net interest margin (NIM) yang besar. "Rata-rata NIM mikro 26 sampai 27 persen. Adapun NIM pembiayaan komersial hanya 11 sampai 12 persen," papar dia.
Untuk itu, perseroan berharap pembiayaan di sektor mikro dapat melengkapi layanan pembiayaan ritel perseroan secara umum.
"Rata-rata kami selalu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1 triliun setiap bulan. Dengan strategi ini, kami optimistis mencapai target akhir tahun," ujar Luluk.
Sebagai informasi, hingga April 2014 Bank Muamalat telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 43 triliun dibandingkan posisi akhir tahun 2013 sebesar Rp 41 triliun. Perseroan menargetkan penyaluran kredit hingga akhir tahun sebesar Rp 48 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.