Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Jokowi: Mafia Ekonomi Masuk Tim Transisi

Kompas.com - 20/08/2014, 14:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 22 orang perwakilan dari 15 organisasi relawan bertemu Joko Widodo di Balaikota, Jakarta, Rabu (20/8/2014). Mereka menyampaikan kekhawatirannya soal komposisi tim transisi.

Juru bicara kelompok relawan Boni Hargens mengatakan, pihaknya menduga ada kekuatan ekonomi tertentu yang menyusup ke tim tersebut. Boni menyebutnya mafia ekonomi. Kekuatan tersebut, kata Boni, adalah berasal dari nonrelawan dan juga nonpartai.

"Kekuatan mafia ekonomi yang masuk diduga representasi dari kepentingan tertentu. Ini tentu bakal merugikan rakyat Indonesia," ujar Boni kepada Kompas.com, usai pertemuan.

Boni menolak menyebutkan siapa saja yang dimaksud representasi dari mafia ekonomi tersebut. Menurut dia, relawan merasa penting untuk menyampaikan hal tersebut langsung kepada Jokowi. Boni khawatir, kelompok mafia ekonomi itu nantinya bakal mengkooptasi kebijakan-kebijakan yang diputuskan Jokowi.

Menanggapi pengaduan itu, Boni mengatakan bahwa Jokowi menyambut baik masukan kelompok relawan tersebut. Jokowi menjamin bahwa mereka yang dekat dengan dirinya tidak otomatis masuk ke dalam struktur pemerintahannya.

"Pak Jokowi bilang, jangan berfikir mereka yang dekat dengan saya otomatis akan dipakai di pemerintahan. Karena semuanya ini kan masih proses," lanjut Jokowi.

Pertemuan Jokowi dengan 22 orang relawan tersebut berlangsung tertutup. Pertemuan itu sendiri berlangsung 30 menit. Elemen relawan yang hadir antara lain Barisan Relawan Jokowi for President (Bara JP), Sekretariat Nasional (Seknas) dan Pro Jokowi (Projo).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com