Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2014, 10:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Skema perputaran uang ala Mavrodi Mondial Moneybox (MMM) atau di Indonesia dikenal dengan Manusia Membantu Manusia tampaknya mulai goyah. Sejumlah partisipan mengeluhkan perputaran dana di sistem MMM itu mulai macet.

Salah satunya dikeluhkan oleh Ama, partisipan MMM asal Kota Cirebinm Jawa Barat. Pria yang menolak menyebutkan nama lengkapnya ini mengaku sudah tidak menerima kiriman dana/bantuan alias get help (GH) dalam tempo lebih dari sebulan. Padahal, ia sudah mentransfer dana atau membantu partisipan lain alias provide help (PH) pada Juli 2014. "Aturan mainnya, jarak antara waktu melakukan provide help dan menerima get help tidak pernah lebih dari waktu sebulan," tuturnya, Senin (25/8/2014).

Sekedar mengingatkan, dalam skema MMM, setiap partisipan yang melakukan provide help dijanjikan mendapatkan kembali seluruh dananya, plus 30 persen daru jumlah provide help yang dikirimkannya.

Ama bercerita, awak bergabung dengan MMM, ia hanya butuh waktu 30 hari untuk mendapatkan kembali uangnya. Lantaran selalu berjalan mulus dan jumlah dananya tumbuh cepat, ia mengajak 17 anggota keluarganya.

Sayang, hingga kini, dana PH yang disetor 18 partisipan ini tidak kunjung kembali. "Total Rp 135 juta dana milik kelompok kami yang nyangkut," tuturnya,

Ama juga mencium gelagat MMM yang semakin mencurigakan. Misalnya, sistem MMM memerintahkan artisipan melakukan PH massal senilai Rp 100.000. PArtisipan yang sudah balik modal (BEP) pun diminta membatakjab get help. Bahkan, partisipan level manajer 10 (memiliki downliner 10 orang) wajib melakukan PH senilai Rp 1 juta per bulan, dan manajer 1.000 wajib menyetor PH senilai Rp 5 juta per bulan.

Tunggu janji pengelola

Lantaran mencium gelagat tak baik, Ama berinisiatif membentuk forum partisipan MMM. Fungsinya, mempermudah komunikasi antara partisipan MMM yang bernasib serupa. "Juga berfungsi sebagai wadah jika partisipan ingin membawa kasus mereka ke ranah hukum," ujarnya.

Dedi Erlangga, peserta MMM Indonesia asal Kalimantan Tengah juga mengeluhkan kesulitan mendapatkan get help hingga kini. Padahal, pria yang berada di posisi manajer 1.000 ini sudah melakukan provide help sebesar Rp 7,5 juta sebelum Lebaran.

Pria yang sudah bergabung dengan MMM selama delapan bulan ini bercerita, sebelumnya, sisetem MMM memberi tahun kepada setiap partisipan, bahwa transaksi provide help dan get help akan non aktif pada H-3 sampai H+3 Lebaran. Nyatanya, pasca H+3 partisipan MMM yang telah provide help sebelum Lebaran tidak kunjung mendapatkan get help.

Untuk membahas persoalan ini, Dedi dan manajer 1.000 lainnya telah bertemu dengan pendiri (founder) dam pengelola MMM pada 22 Agustus 2014 di Semarang. Namun, belum ada langkah konkret yang dijanjikan founder.

Founder hanya meminta partisipan tidak terpancing isu-isu negatif dan tetap tenang. "Makanya, saat ini, saya memutuskan untuk menunggu informasi dari founder saja," ucap Dedi. (Disa Farisah, Surtan PH)

Baca juga: OJK Secara Resmi Nyatakan Arisan MMM Ilegal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Whats New
Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Whats New
Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Earn Smart
Tenaga Kerja Alih Daya Terampil Dinilai Jadi Solusi Mengatasi Pengangguran

Tenaga Kerja Alih Daya Terampil Dinilai Jadi Solusi Mengatasi Pengangguran

Work Smart
Rupiah Sempat Melemah Lagi ke Rp 16.000, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget, Enggak Usah Bingung..

Rupiah Sempat Melemah Lagi ke Rp 16.000, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget, Enggak Usah Bingung..

Whats New
Manfaatkan AI, BTN Maksimalkan Transformasi Digital untuk Layani Nasabah

Manfaatkan AI, BTN Maksimalkan Transformasi Digital untuk Layani Nasabah

Whats New
Citi Indonesia Prediksi Investasi ke Indonesia tetap Kuat di Tengah Konflik Global

Citi Indonesia Prediksi Investasi ke Indonesia tetap Kuat di Tengah Konflik Global

Whats New
Teten Optimistis Ekspor Furnitur RI Capai Rp 79,9 Triliun

Teten Optimistis Ekspor Furnitur RI Capai Rp 79,9 Triliun

Whats New
IHSG Ditutup Naik 36 Poin, Rupiah Menguat

IHSG Ditutup Naik 36 Poin, Rupiah Menguat

Whats New
Asosiasi Furnitur Optimistis Rebut 1 Persen Pangsa Pasar Global di 2024

Asosiasi Furnitur Optimistis Rebut 1 Persen Pangsa Pasar Global di 2024

Whats New
Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Whats New
Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Whats New
Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com