"Kemungkinan migrasi konsumen sudah diperhitungkan. Kami ada SIMOL3K atau Sistem Monitoring Penyaluran Elpiji 3 Kilogram)," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budyo dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (10/9/2014).
Hanung mengungkapkan, pihaknya telah melakukan simulasi sebelum memutuskan menaikkan harga. Hasilnya, diperkirakan terjadi migrasi konsumen sebanyak 2 persen. Mengantisipasi migrasi tersebut, Pertamina menyatakan kuota elpiji 3 kilogram yang disediakan pemerintah cukup.
"Walaupun ada migrasi, kita pastikan cukup. Untuk mencegah migrasi ataupun penyalahgunaan, kita sudah kerjasama dengan kepolisian. Ini tindak kriminal. Kemungkinan migrasi ada," jelas Hanung.
Lebih lanjut, Hanung menegaskan pengoplosan gas elpiji 3 kilogram ke 12 kilogram merupakan tindakan kriminal. Sebab, harga elpiji 3 kilogram yang telah ditetapkan merupakan harga subsidi. "Kami sudah kerjasama dengan kepolisian untuk menangani ini, karena ini kriminal," ungkap Hanung.
Adapun SIMOL3K, kata Hanung, merupakan sistem yang memonitor penjualan elpiji 3 kilogram di semua agen Pertamina. Sistem tersebut memantau distribusi gas elpiji 3 kilogram dari terminal ke agen.
"Kita bisa tahu nama, agen siapa, penebusan berapa, dijual kemana saja. Ini untuk mencegah penjualan kepada konsumen yang tidak berhak," kata Hanung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.