Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Sumatera Marak Pencurian Migas

Kompas.com - 07/10/2014, 12:06 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Objek sektor migas sudah ditetapkan sebagai objek vital nasional melalui Keputusan Menteri dan Sumber Daya Mineral Nomer 3407 K /07/MEM/2012, namun faktanya, sampai saat ini kegiatan ilegal di sektor migas masih terus terjadi.

Menurut Direktorat PAMOBVIT Baharkam Polri, Kombes Budi, kegiatan ilegal di objek vital nasional terdiri dari illegal drilling, illegal production, dan illegal tapping.

Wilayah yang sangat dominan terjadinya ilegal migas menurut Polri adalah wilayah Sumatera. "Di Sumatera sangat dominan dalam kasus ilegal migas lebih dari 500 kasus pencurian minyak mentah dari tahun 2009 sampai 2013," ujar Kombes Budi dalam diskusi Lawan Illegal Drilling di Jakarta, Selasa (7/10/2014).

Lebih lanjut Budi menjelaskan, pencurian minyak mentah yang terjadi di Sumatera tersebut telah mengakibatkan shutdown pemompaan lebih dari 50 kali. Bahkan menurut dia, pencurian minyak telah mengakibatkan Toptank lebih dari 150 kali. Selain itu, praktik illegal yang sudah terjadi selama 4 tahun sudah mengakibatkan pencemaran lingkungan yang parah dan menimbulkan kebakaran hutan diberbagai tempat di Sumatera.

Sebenarnya kata Budi, Polri tidak tinggal diam mengenai maraknya pencurian minyak. Bersama stakeholder lain seperti pamkarsa dan masyarakat, Polri mengaku sudah melaksanakan kegiatan preemtif, preventif, dan penegakan hukum.

"Polda Sumsel menindak illegal tapping tahun 2010 ada 22 kasus, tahun 2011 ada 30 kasus, tahun 2012 ada 90 kasus dan tahun 2013 memproses 34 kasus," kata dia.

Meskipun sudah melakukan upaya hukum, Budi mengakui bahwa kegiatan illegal migas masih kerap terjadi. Pasalnya kata dia, Polri sendiri mengalami kekurangan personil pengamanan objek vital.

Dia mencontohkan, di Sumatera ada pipa minyak Pertamina yang panjangnya lebih dari 165 km, tetapi petugas yang mengawasi hanya 20 orang. Tak hanya masalah sumberdaya manusia, kondisi pipa yang tertanam antara 1 sampai 1,5 meter di bawah tanah dan terletak di hutan dan semak belukar juga menjadi kesulitan pengawasan tersendiri.

Bahkan dari segi koordinasi dengan pihak operator yaitu Pertamina mengenai titik kebocoran pipa sulit diketahui karena keterbatasan peralatan dan pengetahuan teknis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com