Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Masyarakat Perlu Diancam supaya Bayar Pajak"

Kompas.com - 28/10/2014, 15:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Fuad Rahmany menuturkan hanya 20 persen masyarakat yang secara sukarela membayar pajaknya. Hal demikian ini, kata Fuad, terjadi tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara lain seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.

"Enggak ada ceritanya orang kalau dilayani pasti bayar pajak. Ahh, omong kosong. Itu cuma 20 persen dari masyarakat yang melakukan hal itu. Bayar pajak dengan sukarela," kata Fuad, Selasa (28/10/2014).

Dia menambahkan, sebagian besar, yaitu sebanyak 80 persennya harus didatangi oleh otoritas pajak, atau minimal ditelepon. "Kalau perlu diancam," kata Fuad.

Wajib pajak, menurut Fuad harus didatangi satu per satu. Apalagi wajib pajak yang bukan karyawan. "Itu kalau enggak didatangin, enggak bayar pajak. Tarsok-tarsok (entar-besok) mulu," kata Fuad.

Untuk mendatangi para wajib pajak ini, Fuad menyadari, biaya operasional DJP sungguh besar. Biaya yang besar ini, kata dia, sebanding pula dengan jumlah wajib pajak yang jutaan banyaknya. "Kalau kita enggak datangin, akhirnya yang terjadi kita jadi pasif. Kalau pasif inilah yang terjadi penerimaan pajak mandeg terus," ucap Fuad.

Atas dasar itulah, Fuad menegaskan, Direktorat Jenderal Pajak perlu memiliki fleksibilitas dalam hal anggaran dan remunerasi pegawai. Namun, dia menyadari hal itu sulit lantaran dalam APBN 2015 anggaran untuk Kementerian Keuangan pun berkurang.

"Kalau biaya untuk turun ke lapangan enggak ada, nanti alasan teman-teman DJP untuk tidak proaktif ke lapangan. Dia nunggu aja di meja. Kalau ada yang enggak bayar pajak, ya dibiarin, kan itu kacau," jelas Fuad.

Sebagai informasi, hingga pekan keempat bulan September, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 683 triliun. Meski lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun angka ini baru setengah dari target penerimaan pajak tahun 2014 sebesar Rp 1.232,1 triliun. (Baca: Tersisa 3 Bulan, Realisasi Penerimaan Pajak Baru Setengah dari Target)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Whats New
Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Whats New
Satgas Judi 'Online' Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi "Online" Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com