Data ISM manufacturing serta construction spending AS yang membaik cukup untuk membawa indeks dollar AS ke kisaran 87. Di sisi lain buruknya indeks manufaktur di China dan juga Zona Euro juga membantu penguatan dollar AS di pasar global. Data neraca perdagangan serta factory orders AS ditunggu malam ini. Menurut riset Samuel Sekuritas, dua data itu diperkirakan membaik.
Penguatan drastis indeks dollar AS menekan mayoritas mata uang di Asia hingga kemarin sore. Rupiah melemah hingga kisaran Rp 12.100 walaupun data neraca perdagangan menipis defisitnya.
Inflasi Oktober yang naik tidak tercermin pada pergerakan imbal hasil SUN dengan tenor 10 tahun justru turun ke bawah 8 persen. Pemerintah masih melakukan persiapan untuk akhirnya menaikkan harga BBM yang diperkirakan di bulan November.
"Hari ini pelemahan rupiah berpeluang berlanjut dengan dollar AS yang masih kuat walaupun aliran dana asing dari lelang SUN bisa membantu pertahanan rupiah," tulis riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
baca juga: Pemerintah Salah Langkah, Nilai Tukar Bisa Rp 13.000 per Dollar AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.