Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masuk Radar Investor Kakap Dunia

Kompas.com - 05/11/2014, 09:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Indonesia masih menjadi primadona investasi pemodal dunia. Ada sekitar 20 perusahaan global yang bergerak di bidang jasa keuangan siap menanamkan uangnya di Indonesia. Para investor tersebut tergabung dalam 20-20 Investment Association.  

Asosiasi investor 20-20 merupakan investor yang berafiliasi dengan Institut The EastWest. Organisasi internasional ini memiliki puluhan korporasi kelas kakap sebagai anggotanya. Asal tahu saja, total dana kelolaan para investor ini yang sedang melirik Indonesia itu mencapai 8 triliun dollar AS atau sekitar Rp 96.000 triliun. Bila Indonesia bisa menarik 10 persen-saja, minimal Rp 9.600 triliun masuk Indonesia.

Rencana itu terungkap dari pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan para investor itu di Istana Negara, Selasa (4/11/2014). Pertemuan ini merupakan lanjutan dari acara Panel Discussion 20-20 Investment Association di Jakarta, Senin (3/11/2014).

Dalam pertemuan di Istana Negara, kemarin, Presiden Joko Widodo menawarkan proyek infrastruktur jalan tol, pelabuhan, energi, dan kereta api kepada para anggota 20-20 Investment Association.  "Kita butuh dana segar untuk pembangunan infrastruktur jalan tol, pelabuhan, energi dan kereta api," ujar Jokowi, usai pertemuan itu, kemarin.

Thomas Trikasih Lembong, CEO & Managing Partner Quvat Invesment Pte Ltd, salah satu anggota 20-20 dari Indonesia, mengatakan, para investor yang berminat menanamkan modal di Indonesia sebagian besar bergerak di bidang pengelolaan dana dan institusi finansial global. Karena itu, sekitar 80 persen investor itu akan masuk melalui investasi  portofolio di pasar modal dan 20 persen membidik investasi langsung. Sektor yang menjadi incaran mereka ialah pariwisata dan infrastruktur.

Bagi investor portofolio, mereka akan mengincar saham-saham di pasar modal dan obligasi milik perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata dan infrastruktur. Sedangkan perusahaan investasi langsung akan membenamkan dananya langsung di proyek-proyek yang ditawarkan pemerintah. "Saat ini investasi portofolio masih lebih menarik karena lebih likuid bagi investor maupun perusahaan," kata Thomas.

Harus sigap

Sebutlah Dodge and Cox dari AS, MMI Holdings (Afsel), Bosera Asset Management (China), Mitsubishi UFJ Trust and Banking Corp (Jepang), SUN Group (Kanada), Capital Group (AS), dan Heinz Family Office (AS) yang tertarik masuk pasar keuangan Indonesia, menurut riset Kontan dan BKPM.

Ada juga ICBC yang tertarik pasar perbankan, pembiayaan, tapi juga melirik proyek Bandung Light Rail Transit. Begitu juga lembaga keuangan Macquarie Group yang tak hanya menyasar pasar keuangan tapi tertarik dengan proyek Bandara Soetta-Jakarta Railway.

Adapun Alstom dari Prancis, Taisei Corp (Jepang), Tust Advisory (India), Daewo Exc (Korsel), Bombardier (Kanada) tertarik di proyek infrastruktur, konstruksi, transportasi, sampai otomotif.

Tamba Hutapea, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal yang memaparkan sejumlah proyek kepada  para investor 20-20, menyatakan, banyak investor di forum itu  tertarik menggarap proyek pengembangan Bandara Soekarno Hatta, Proyek Kereta Jakarta dan Banten serta Proyek Light Rail Transit Bandung. "BKPM siap melayani perizinan investasi para investor tanpa harus melalui pihak ketiga," kata Tamba.

Janji investasi ini memang menggiurkan. Patut ditunggu realisasinya, bukan sekadar angin surga. Pun, pemerintah kita harus sigap dan cepat menjaringnya.   (Agustinus Beo Da Costa, Asep Munazat Zatnika, Jane Aprilyani)      

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com