Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cetak Biru Jasa Keuangan, "Kado" Ulang Tahun Ketiga OJK

Kompas.com - 19/11/2014, 21:57 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang peringatan hari jadinya yang ketiga pada akhir November 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan cetak biru pengembangan sektor jasa keuangan. Selain memuat sasaran yang hendak dicapai, strategi OJK untuk mencapai sasaran itu juga dikupas tuntas di dalamnya.

"Akan diluncurkan dalam perayaan hari jadi OJK," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, Rabu (19/11/2014). Cetak biru ini dikenal juga dengan sebutan Master Plan Jasa Keuangan Indonesia (MPJKI).

Isi MPJKI adalah berbagai strategi jangka panjang perbankan nasional, termasuk perbankan syariah, industri keuangan non bank (IKNB), dan industri pasar modal. Dalam penjelasannya di Kantor OJK, Rabu, Muliaman menjelaskan bahwa cetak biru ini dirancang untuk mendukung keinginan OJK mengembangkan sektor jasa keuangan di Tanah Air.

Setidaknya ada tiga sasaran utama yang hendak dituju dari penyusunan cetak biru ini. Pertama, OJK hendak mengoptimalkan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, menjaga stabilitas sistem keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Adapun sasaran ketiga adalah mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dan pembangunan. "Ketiga sasaran ini dapat dicapai dengan menekankan empat strategi pengembangan," sebut Muliaman.

Strategi tersebut, kata Muliaman, mencakup berbagai upaya mulai dari memperbaiki pengawasan pada industri keuangan, pengembangan pasar, hingga memperbaiki literasi keuangan atau pengetahuan masyarakat mengenai sistem keuangan di Tanah Air.

Menurut Muliaman, strategi pertama adalah penguatan aspek pengaturan dan pengawasan secara menyeluruh. Penekanan strategi ini ada pada pendekatan berbasis risiko dan peningkatan kapasitas kelembagaan dan daya saing industri untuk menunjang stabilitas sistem keuangan.

Adapun strategi kedua, lanjut Muliaman, adalah penguatan dan pengembangan pasar dan industri jasa keuangan. Tujuannya, mendorong pendalaman pasar dan perluasan akses atas produk dan jasa layanan keuangan melalui perluasan jalur distribusi dan sinergi antar-sektor di industri jasa keuangan.

Strategi ketiga, lanjut Muliaman, adalah pengembangan ekosistem yang lebih optimal dalam mendukung pembiayaan sektor ekonomis strategis serta pengembangan kualitas, efisiensi, dan daya tarik keuangan syariah.

Sedangkan strategi keempat, sebut Muliaman, berupa penguatan tingkat literasi masyarakat dan penyempurnaan infrastruktur pendukung bagi perlindungan konsumen, transparansi, dan tata kelola yang baik.

Muliaman mengatakan, strategi keempat mendapat perhatian khusus di OJK. Perlindungan konsumen, ujar dia, tidak akan optimal ketika tingkat literasi keuangan atau pemahaman masyarakat soal keuangan masih rendah.

"Karena itu, OJK telah menyusun cetak biru strategi nasional literasi keuangan sebagai acuan untuk pelaksanaan edukasi konsumen yang dilaksanakan atau yang dilakukan secara masif dan komprehensif," imbuh Muliaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com