“Mengapa Desember inflasinya tinggi, itu memang karena ada indikasi, karena kita tidak mengatur tata niaga dengan baik,” kata Bambang di Jakarta, Senin (5/1/2015).
Bambang mengatakan, lantaran tata niaga tidak diatur dengan baik, pada akhirnya ada pedagang-pedagang yang menahan komoditinya dan kemudian melepas ketika harga mulai naik.
Otomatis, sambung dia, hal ini membuat keseimbangan antara suplai dan permintaan di pasar menjadi tidak seperti yang diharapkan.
Selain tata niaga yang baik, Bambang juga mengatakan, logistik bisa menjadi salah satu solusi agar Indonesia mempunyai inflasi rendah di kemudian hari. “Nah ini bisa terjadi karena dua hal, tata niaga dan logistik. Kalau tadi aliran barang tidak terjaga dengan baik, nanti ini bisa diperdalam dengan Menteri Perdagangan,” imbuh dia.
Bambang lebih lanjut menuturkan, dalam kondisi normal – tidak ada penyesuaian harga – Indonesia pernah mengalami inflasi di bawah 5 persen. Namun, lanjut dia, pada kondisi serupa, negara tetangga seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand bisa menekan inflasi sampai 2 atau 3 persen.
“Jadi, menjadi pertanyaan kenapa Indonesia sulit sekali untuk dapat inflasi di bawah 4 persen? Di bawah 5 persen sudah bisa, tapi di bawah 4 persen ini yang belum,” ucap dia.
Bambang pun yakin, alasannya adalah manajemen logistik dan tata niaga yang masih buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.