Dalam pertemuan koordinasi dengan nahkoda dan perwira pengawas kapal, Selasa (13/1/2015), Susi menuturkan, kebijakan tersebut dilandasi ingin menyejahterakan masyarakat nelayan. Sayang, rupanya ada oknum pelaku yang tidak sependapat dengan semangat Susi.
"Saya dapat SMS dari orang untuk menyantet saya, bahkan sampai 7 turunan karena melarang perdagangan kepiting telur. (Padahal) Saya baru punya satu cucu, baru dua turunan," ucap Susi diikuti tawa para nahkoda dan perwira pengawas kapal.
Susi menegaskan, jika ingin memperdagangkan kepiting telur, maka harus ditunggu kepiting tersebut melepaskan telurnya. Memang, lanjut Susi, banyak oknum pelaku berkeberatan dengan kebijakan tersebut.
"Memang selisih harganya 100 persen. (Tapi) Kita mesti ajarkan itu ke mereka," ucap Susi.
Susi lebih lanjut mengatakan, meskipun dirinya menerima teror-teror, namun dia tidak menghiraukan. Susi mengaku paham betul bahwa belum semua masyarakat mengerti, bagaimana melindungi kelestarian laut.
"Saya tidak tahu Presiden mau pakai saya berapa lama, tetapi apa yang saya terapkan sudah benar, karena banyak orang mengikuti," kata Susi.
baca juga:
KKP Tangkap Kapal Pencuri Ikan Terbesar dalam Sejarah Indonesia